
Padang, Obsessionnews – Para mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Mahasiswa Minangkabau Raya (Limamira) berunjuk rasa menentang kebijakan pemerintah di depan gedung DPRD Sumatera Barat (Sumbar) di Kota Padang, Jumat (10/4) pukul 10.30 – 12.00 WIB. Koordinator lapangan Ade Irwansyah dalam orasinya memprotes Presiden Jokowi yang dinilai tidak pro terhadap rakyat kecil.
Pengunjuk rasa meminta pemerintah supaya menjalankan sistem perekonomian Indonesia sesuai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila yang mengakui dan melindungi hak individu dan masyarakat.
Aksi unjuk rasa itu sempat ricuh. Arus lalu lintas juga sempat terganggung akibat mahasiswa memblokir jalan di bundaran Simpang Presiden. Suasana memanas sempat terjadi saat mahasiswa yang berorasi sekaligus membakar replika keranda mayat di bundaran Simpang Presiden. Pengunjuk rasa juga di lokasi yang sama membakar ban bekas.
Kericuhan berlanjut di depan Gedung DPRD Sumbar Jalan Khatib Sulaiman, Kota Padang. Di depan gedung DPRD Sumbar juga mereka kembali membakar replika keranda mayat. Kericuhan tidak dapat dihindari setelah sebelumnya petugas kepolisian yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan, menghalangi aksi mereka supaya tidak mengulangi untuk membakar ban bekas dan replika keranda mayat.
Aksi pembakaran itu mereka lampiaskan sebagai bentuk kekecewaan mereka akibat tidak seorangpun anggota dewan yang menemui mereka, karena sedang melakukan kunjungan kerja atau kunker di Kota Bukittinggi.
Aksi bakar replika keranda mayat mereka lakukan sebagai simbol matinya hati nurani para wakil rakyat. Mereka juga berupaya menurunkan benderah Merah Putih setengah tiang.
Aksi pembakaran kedua kali yang dilakukan pengunjuk rasa, membuat suasana tegang, karena dihalangi petugas kepolisian. Ketegangan yang sempat terjadi akhirnya mereda dan pengunjuk rasa mahasiswa gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Padang itu membubarkan diri secara tertib. (Musthafa Ritonga)