Kamis, 25 April 24

Aksi Teroris di Teheran, Bikinan AS

Teheran – Ketua komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran menilai aksi teroris di Tehran sebagai bagian dari plot (bikinan) Amerika Serikat (AS).

“Tidak diragukan lagi, perancang utama plot ini adalah AS,” ujar Alaeddin Boroujerdi.

Dalam pidato yang disampaikan sebelum shalat Jumat di Tehran, Boroujerdi mengatakan, AS gagal menghadapi Republik Islam Iran dalam masalah nuklir, dan kini mereka marah karena Iran mengusai sains dan teknologi nuklir tersebut.

“Rakyat dan pemerintah Iran, yang bersandar kepada keyakinan [agamanya] dan fatwa pemimpin besar Revolusi Islam, berkomitmen untuk menggunakan sains dan teknologi nuklir di negaranya demi tujuan damai,” tutur Boroujerdi.

Di bagian lain statemennya, ketua komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Iran menegaskan dukungan Tehran untuk mengakhiri krisis Suriah dan Irak sebagai faktor utama penyebab dilancarkan plot baru terhadap Iran oleh AS, termasuk serangan teroris di Tehran.

“Tujuan utama teroris memasuki gedung parlemen dan menargetkan para anggota Majelis Syura Islami. tapi berkat kewaspadaan pasukan Sepah Pasadaran Revolusi Islam, pintu ke arah sana ditutup,” papar Borujerdi hari Jumat (9/6).

Serangan teroris ini, jelas Boroujerdi, tidak akan berpengaruh sedikitpun terhadap bangsa besar Iran, dan Republik islam dalam melanjutkan perjalanannya.

Pada Rabu pagi (7/6) terjadi serangan teroris di kompleks pemakaman Imam Khomeini dan gedung administrasi parlemen Republik Islam Iran yang menyebabkan 17 orang gugur dan 52 lainnya terluka.

AS Ciptakan Tensi di antara Negara Arab
Alaeddin Boroujerdi, ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Republik Islam Iran mengatakan, tensi terbaru antar negara Arab di kawasan akibat intervensi Amerika Serikat.

Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir Senin (5/6) dini hari menyatakan memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar.

Boroujerdi hari Senin terkait tensi yang ada antara Qatar dan Arab Saudi menambahkan, dampak pertama dari kunjungan Presiden AS, Donald Trump ke kawasan adalah munculnya perpecahan di negara-negara kawasan.

“Perang dua tahun di Yaman yang menelan korban lebih dari 10 ribu orang di tangan Arab Saudi dilancarkan dengan dukungan Amerika Serikat dan senjata dari negara ini,” ungkap Boroujerdi.

Boroujerdi mengingatkan, intervensi negara-negara asing khususnya Amerika Serikat sebagai musuh negara Islam yang senantiasa mengobarkan friksi di antara negara Islam tidak akan pernah mampu menyelesaikan kendala di kawasan.

Ia menekankan, Republik Islam Iran sejak awal menentang intervensi asing di kawasan dan berharap negara kawasan memperhatikan kebijakan ini bahwa kendala di kawasan harus diselesaikan oleh negara kawasan sendiri. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.