
Jakarta, Obsessionnews.com – Aksi 112 sebagai kelanjutan dari aksi 411 dan 212 tetap digelar. Namun, aksi kali ini tidak berbentuk aksi turun ke jalan dan memenuhi Monumen Nasional (Monas), tapi berpusat di masjid Istiqlal dengan agenda utama Tausiyah Nasional tentang penerapan Surat Al-Maidah ayat 51.
Massa melakukan doa dan zikir bersama mulai meluber ke jalan-jalan sekitarnya. Sekitar pukul 10.00, Sabtu (11/2/2017), jalan-jalan yang terpantau dipadati massa ialah mulai dari Jalan Pos, Jalan Perwira, dan Jalan Juanda.
Menjelang siang, gelombang massa terus berdatangan ke Masjid Istiqlal. Padahal, saat subuh hingga menjelang pagi, hanya bagian dalam dan teras masjid yang dipadati massa. Jalan-jalan yang ditutup karena digunakan untuk parkir bus dan mobil-mobil peserta acara adalah Jalan Medan Merdeka Timur dan Jalan Wijaya Kusuma.
Terlepas dari pro dan kontra karena dilakukan menjelang hari tenang, namun aksi 112 menyimpan sisi lain yang mengundang apresiasi masyarakat. Sejumlah peserta aksi dengan suka rela membersihkan lingkungan masjid dari berbagai sampah yang tercecer.
Tak ada keraguan dan tidak merasa jijik sedikit pun untuk mengambil sampah-sampah basah akibat terguyur hujan.Dalam mengumpulkan sampah, masing-masing dari mereka membawa plastik besar berwarna hitam, dan ada pula peserta lainnya membantu memungut sampah.
Selain relawan pengambil sampah, di lingkungan Masjid Itiqlal juga terdapat beberapa posko kesehatan yang disediakan dan ada juga yang memberikan makanan ataupun minuman secara gratis.
Suasana jalan di sekitar Lapangan Banteng yang mengarah ke Pasar Baru dipadati oleh massa. Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas tersendat. Hanya satu jalur yang dibuka untuk pengendara yang melintas.
Di tengah padatnya kerumunan massa, dari arah Lapangan Banteng, sepasang pengantin beserta rombongannya terlihat berjalan menuju ke Gereja Katedral yang letaknya berhadap-hadapan dengan Masjid Istiqlal, tempat massa berkumpul.
Karena kondisi jalan di depan Katedral telah dipadati massa, kendaraan yang mengantar pengantin itu hanya bisa melintas hingga Lapangan Banteng. Mereka pun akhirnya berjalan kaki hingga Katedral.
Melihat pasangan pengantin dan rombongannya, sebagian massa aksi 112 berinisiatif memberi jalan dan mengawal rombongan pengantin menembus kerumunan massa yang telah memadati jalan.
Tak hanya memberi jalan bagi pengantin. Karena kondisi hujan, beberapa pemuda dari Front Pembela Islam (FPI) juga memayungkan pengantin dan rombongannya hingga ke depan pintu Gereja Katedral.
Sampai di halaman gereja, massa kemudian kembali ke jalan. Pengantin dan rombongannya langsung masuk ke dalam gereja untuk melangsungkan ritual pernikahan.
“Terima kasih bapak-bapak,” ucap salah seorang rombongan pengantin.
Itu merupakan sebagian dari aksi simpatik yang dilakukan peserta 112. Semoga hal serupa dilakukan peserta lain, sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif bahwa aksi turun ke jalan itu hanya identik dengan kericuhan, dan macet jalan. (Has)