Sabtu, 2 Desember 23

Ahok Tak Mampu Capai Target Bangun Sumur Resapan

Ahok Tak Mampu Capai Target Bangun Sumur Resapan
* Pembangunan sumur resapan di Jakarta. (Sumber foto: medanbisnis/zabur karuru)

Jakarta, Obsessionnews.com – Bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) adalah salah satu urusan pemerintahan Pemprov DKI Jakarta 2013-2017. Pembuatan sumur resapan adalah salah satu program dan terdapat target capaian harus terbangun tiap tahun.

Apakah Pemprov DKI mampu dan berhasil melaksanakan urusan sumur resapan ini? Peneliti senior Network for South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap membeberkan data, fakta dan angka yang membuktikan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok tak mampu mencapai target membangun sumur resapan. Di samping juga  gagal menyerap 100 % anggaran alokasi APBD urusan  ESDM

Peneliti senior Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap.

“Kondisi kinerja Ahok untuk urusan ESDM ini tergolong sangat buruk. Sementara kondisi kinerja untuk  pembuatan sumur resapan juga sangat  buruk,” kata Muchtar melalui keterangan tertulis yang diterima Obsessionnews.com, Jumat (24/3/2017).

 Tak Mampu Serap Anggaran

Untuk urusan ESDM  Pemprov DKI  pada  2013 di bawah kendali kepemimpinan Jokowi  anggaran  dialokasikan di dalam APBD sebesar Rp 575.799.688.284,00 (sekitar Rp576 miliar). Kemampuan menyerap   anggaran tersebut sebesar Rp 454.993.411.225,00 (Rp 455 miliar) atau 79,02%.

“Angka capaian penyerapan anggaran 79,02 % ini  tergolong lebih buruk,” kritik Muchtar.

Pada 2014 Pemprov DKI di bawah kekuasaan Ahok  dialokasikan APBD urusan ESDM sebesar Rp 916.619.790.894,00 ( sekitar Rp. 917  miliar). Kemampuan menyerap anggaran tersebut hanya   Rp 645.758.755.404,00 (Rp 646 miliar) atau  70,45%.

“Angka   79,45% ini menunjukkan kondisi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok merosot dibandingkan 2013.  Kondisi kinerjanya  lebih buruk,” ujar Muchtar.

Pada 2015 Pemprov DKI masih era Ahok anggaran  dialokasikan APBD urusan ini   sebesar Rp 26.827.821.733,00 ( sekitar Rp 27 miliar). Muchtar  menilai total anggaran tahun ini sangat merosot drastis.

“Terlihat Ahok sangat tak peduli urusan ini,” katanya.

Meski  merosot drastis, tambah mantan aktivis mahasiswa 1977-1978 ini, tetap saja Ahok tak mampu mencapai target 100%. Hanya mampu menyerap  Rp 9. 114. 250.472,00 (Rp  9 miliar) atau 34,08%.

“Angka  34,08% ini menunjukkan kondisi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok  tahun 2015  sangat ambruk hingga tergolong sangat  buruk. Slogan kerja…kerja…kerja nyata Ahok dalam kampanye Pilkada DKI 2017 sungguh hanya omongan. Ahok tak mampu menyerap anggaran,” kecam alumnus Program Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tahun 1986, ini.

Menurutnya,  rata-rata kemampuan Pemprov DKI menyerap anggaran APBD urusan ESDM  tiap tahun sekitar  64% atau tergolong lebih buruk.

Tak Mampu Capai Target

Dunia akademis memahami bangunan sumur resapan sebagai salah satu rekayasa teknik konservasi air.  Bangunan  dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu,  berfungsi  tempat menampung air hujan  jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkan ke dalam tanah.

Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran  lokasi yakni  daerah peresapan air  di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lain.

Ada penilaian, jika sumur resapan  dijalankan dengan baik, maka potensi banjir akan berkurang secara signifikan. Karena tanah  selama ini sudah minim dengan kandungan air, bisa kembali mendapatkan air cukup dari sumur resapan.

Mengacu pada Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2013-2017, kondisi kinerja Pemprov DKI era Gubernur Fauzi Bowo atau Foke tahun 2012 yakni telah terbangun 1.377 sumur resapan.

Tahun 2012 terjadi suksesi kepemimpinan dari Foke ke Jokowi. Tahun 2013 Pemprov DKI era Jokowi berhasil membangun 1.507 sumur, sedangkan target capaian 5.000 sumur. Ini berarti hanya mampu membangun sekitar 30%.

“Angka ini menunjukkan kondisi kinerja Pemprov DKI era  Jokowi sangat buruk,” kata Muchtar.

Pada 2014 Pemprov DKI era Ahok berhasil membangun 2.675 sumur dari target capaian 5.000 sumur. Hanya mampu meraih sekitar 50%.

“Angka ini menunjukkan kondisi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan  Ahok  sangat buruk,” ujar Muchtar.

 

Untuk  2015 Pemprov DKI tidak memasukkan ke dalam  laporan resmi berapa jumlah sumur resapan terbangun. Padahal  target capaian 5.000 sumur. Muchtar menilai tidak dilaporkan data sumur resapan tersebut dapat bermakna  Pemprov  DKI tak membuat sumur resapan sama sekali tahun ini.

“Akibatnya dapat dinilai kondisi kinerjanya sangat buruk,” ucapnya.

Muchtar mengemukakan, rata-rata kondisi kinerja Pemprov DKI atas dasar standar kriteria jumlah sumur resapan yang terbangun tergolong sangat buruk.

“Ahok tak mampu dan gagal mengurus pembangunan sumur resapan. Tak mampu capai target capaian sumur resapan tiap tahun,” katanya

Muchtar mengungkapkan DKI sudah layak punya gubernur baru yang mempunyai perhatian serius atas urusan sumur resapan, karena Ahok  tak mampu dan gagal. (arh)

Baca Juga:

TEMPO Ungkap Ahok Terima Uang e-KTP

Kasus e-KTP , Nama Ahok Ada di Nomor 30

Ahok Tak Peduli Nasib Petani dan Nelayan

Para Mujahid Tuntut Ahok Dijebloskan ke Penjara dan Dipecat

Hakim Tak Mampu Penjarakan Ahok, Eksekusi di Jalan

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.