Jakarta – Untuk menangani masalah banjir yang menjadi salah satu problema selama ini, Pemprov DKI Jakarta telah bekerjasama dengan Universitas Wollongong Australia dan pihak Twitter dengan meluncurkan situs www.petajakarta.org. Kerjasama tersebut dilakukan untuk memanfaatkan sosial media ‘Twitter’ sebagai sarana memantau banjir di Jakarta.
Situs tersebut menggunakan teknologi open-source bernama geosocial intelligence engineering yang akan memetakan dan memantau banjir di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap pihaknya akan menjadi lebih cepat mendapat informasi mengenai banjir. Sehingga dapat lebih tanggap melakukan penanganan. selain itu, dia juga berencana untuk mengembangkan sistem tersebut hingga ke lingkungan kecil masyarakat yaitu RT dan RW.
“RT atau RW akan kami bayar kalau dia mengirim berita ke sistem kami,” ujar Ahok kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Sementara itu, Direktur Penelitian Fasilitas Infrastruktur SMART Universitas Wollongong, Pascal Perez mengatakan situs itu bukan hanya mengumpulkan data banjir secara pasif, Tetapi juga sebagai wujud tindakan yang lebih kongkrit.
“Kami tidak butuh data yang banyak, tapi kami butuh ‘smart’ data, dan sensor terpintar yang kami punya adalah masyarakat itu sendiri,”ujarnya.
“Melalui kerja sama antara BPBD dan Twitter. Kita memberdayakan masyarakat untuk melaporkan masalah banjir yang terjadi di sekitarnya secara realtime,” tambah Pascal.
Pascal mengakui, kerjasama antara pihaknya dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan juga pihak Twitter merupakan kerjasama yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan banjir yang serius.
“Jakarta adalah tempat yang ideal untuk menghasilkan sinyal realtime kualitas tinggi bagi sistem penanggulangan bencana BPBD. Hal ini menunjukkan bagaimana data Twitter dapat mendorong perubahan sosial yang positif serta memberdayakan masyarakat,” pungkasnya. (Pur)
