
Prattama
Jakarta-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang bertemu dengan Bank Dunia mengancam mereka untuk pulang kampung jika tidak bisa menyelesaikan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) tepat waktu. Ahok memberikan tenggat waktu maksimal dua tahun, bukan lagi lima tahun seperti yang tertera pada perjanjian sebelumnya.
“Tetap aja kalau mereka tidak mau menyelesaikan selama dua tahun, pulang kampung aja!” Ujar Ahok di Balaikota, Jakarta Pusat. Selasa (04/06/2013)
Ahok mengatakan bahwa pemprov DKI telah mengajukan surat pemberhentian pinjaman kepada Bank Dunia terkait proyek JEDI, karena syarat yang diberikan terlau memberatkan, meskipun pihak pemprov telah meminta keringanan persyaratan.
Ahok juga menuding kementrian PU yang menyuruh Bank Dunia untuk bertemu dengan dirinya secara intensif. “Mungkin kementrian PU yang suruh dia ketemu dengan saya, tapi ya tetap aja saya tetap sama pendirian saya. Proyek itu selesai dalam dua tahun,” tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Untuk diketahui, proyek JEDI merupakan program Gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo atau Foke yang menelan biaya 190 juta Dollar AS. Bank Dunia memberikan pinjaman sebanyak 139 juta Dollar AS, dimana 51 Juta Dollar sisanya dibebankan kepada APBN dan APBD DKI Jakarta.
Persyaratan yang dinilai Ahok memberatkan adalah penyelesaian pengerukan 13 sungai selama lima tahun dan pemprov DKI harus memberikan ganti rugi uang kepada warga yang tinggal di sepanjang bantaran kali. Ahok berasumsi jangka waktu lima tahun sangat lambat dan dirinya sudah memberikan jaminan tempat tinggal kepada warga yang nantinya menjadi korban gusuran.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo juga mengeluhkan sulitnya peminjaman kepada Bank Dunia yang mesti menunggu selama 3 bulan, padahal menurutnya uang yang dipinjam tidak besar, ‘hanya’ Rp 1,2 Triliun.