Sabtu, 20 April 24

Agar UMKM Tumbuh Kembang Perlu Optimalkan Produk Lokal

Agar UMKM Tumbuh Kembang Perlu Optimalkan Produk Lokal
* Stafsus MenkopUKM, Fiki Satari saat memberikan pengarahan bagi UMKM di Labuan Bajo (Foto : Humas KemenkopUKM)

Manggarai Barat, Obsessionnews.com – Kementerian Koperasi dan UKM, mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat membranding produk lokalnya agar bisa dikonsumsi oleh pasar secara luas baik dari dalam negeri atau luar negeri. Pasalnya dengan mengoptimalkan potensi produk lokal diyakini dapat menjadi produk yang unggul asalkan dapat dipoles dengan packaging dan kualitas yang mumpuni.

Dari sekian banyak UMKM di Indonesia yang jumlahnya sekitar 99,6 persennya atau 64 juta pelaku UMKM, kontribusi terhadap PDB relatif masih kecil. Hal tersebut dikarenakan tidak mengandalkan keunggulan lokal yang dimiliki dan tidak disinergikan dengan perkembangan teknologi.

Staf Khusus MenkopUKM bidang pemberdayaan ekonomi kreatif, Fiki Satari mengatakan agar dapat menguasai perekonomian, UMKM harus masuk ke supply chain sektor industri, dengan mengandalkan produk lokal yang unggul. Selain itu, diperlukan penguatan ekosistem melalui koperasi untuk bisa membina UMKM yang dikategorikan kecil menjadi “local hero” di setiap daerah. Ia mengakui, yang terjadi saat ini, banyak di wilayah strategis pemasaran, termasuk di platform online yang penjualannya sedang meningkat, dikuasai oleh reseller produk impor dan pengusaha besar.

“Spiritnya, UMKM harus jadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Sudah banyak daerah yang berhasil. Seperti disampaikan MenkopUKM (Teten Masduki) di setiap forum. Kita perlu cari kapal-kapal tongkang untuk bisa menarik sekoci pelaku UMKM masuk ke supply chain dari industri, karena banyak kapal induk yang sudah menunggu. Misalnya terkait digitalisasi UMKM, hari ini e-commerce itu kapal induk, traffic-nya sudah jutaan per hari. Artinya permintaan pasar ada, tapi sekarang banyak diisi reseller produk-produk impor dan industri besar. UMKM-nya di mana? Nah, untuk ini kita perlu bangun ekosistem, agar bisa menarik UMKM yang jumlahnya banyak sekali tapi kecil-kecil, berserakan, belum terkordinasi,” tegas Fiki Satari, dalam temu Komunitas Kreatif Muda Labuan Baju di Cafe Bacarita, Nusa Tenggara Timur, Senin (14/9/2020).

Turut hadir Deputi Bidang Pengembangan SDM KemenkopUKM Arif Rahman Hakim, Koordinator Wilayah ICCN NTT Herman Umbu Billy, dan komunitas kreatif muda Labuan Bajo.

Menurut Fiki, pemerintah sudah melakukan banyak intervensi, agar UMKM ke depannya dapat meningkat dan naik kelas. Bahkan berbagai insentif fiskal dan non fiskal digulirkan demi pertumbuhan UMKM. Oleh sebab itu pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

“Pemerintah intervensinya lebih mudah, karena tidak perlu memegang semuanya, tapi beberapa dari koordinator koperasi, untuk menjadi penarik pelaku UMKM agar bisa naik kelas ke depan,” tambahnya.

Ia menjelaskan, Labuan Bajo menjadi satu dari lima destinasi super prioritas pariwisata Indonesia. Selain itu, Asian Summit dan G20 Meeting akan digelar di Labuan Bajo pada tahun 2023, sehingga UMKM harus memanfaatkan momen tersebut untuk bisa terkoneksi dengan pasar global.

“Pada tahun 2023 akan ada G20 Meeting dan Asian Summit. Ini momentum UMKM untuk mengambil peran, dan bukan sekedar menjadi penonton,” ujarnya.

Kuncinya, kata Fiki, ada lima fokus sektor produk UMKM yang harus dioptimalkan, mulai dari supply kebutuhan hotel, homestay, wisata alam, kuliner dan merchandise.

“Ketika komunitas kreatif muda Labuan Bajo terbentuk, ini akan meningkatkan posisi tawar pelaku UMKM Labuan Bajo,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Pengembangan SDM KemenkopUKM, Arif Rahman Hakim. Menurutnya, KemenkopUKM mendapat masukan untuk melakukan perbaikan dalam pelatihan sumber daya manusia UMKM.

“Ini forum yang sangat bagus. Karena dalam diskusi ini, kami mendapatkan masukan untuk bahan evaluasi dalam melakukan perbaikan pelatihan modul, pengajar, standar kompetensi,” katanya.

Pihaknya berjanji akan menyusun standar pelatihan standar pelaku ekonomi kreatif ke depan. “Penyempurnaan akan dilakukan terus menerus,” ujar Arif.

Sementara itu, Koordinator Indonesia Creative City Network (ICCN) NTT Herman Umbu Billy menjelaskan, pihaknya akan mendorong terbentuknya kota-kota kreatif di NTT. Menurutnya, forum akan mempertemukan pemerintah, pengusaha dan komunitas tersebut, yang diharapkan akan berdampak bagi pelaku UMKM di Labuan Bajo.

“Tugas utama kini adalah mendorong kota-kota kreatif di NTT dan menghidupkan eksosistem kreatifnya. Apalagi Labuan Bajo adalah super prioritas, sehingga pelaku kreatif lokal dapat berdaya dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini digerakkan komunitas secara bersama-sama,” pungkasnya. (Has)

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.