Kamis, 25 April 24

Adhyaksa Sayangkan Ada Foto Anak Pramuka Makan Tanpa Alas‎

Adhyaksa Sayangkan Ada Foto Anak Pramuka Makan Tanpa Alas‎

Jakarta, Obsessionnews.com – Ketua Kwarna Gerakan Pramuka  Adhyaksa Dault  menyayangkan adanya foto ‎kegiatan kepramukaan di suatu tempat dimana pembina dan pelatihnya menyuruh peserta didiknya untuk makan bersama di tanah tanpa ada alas. ‎Foto inipun sudah tersebar luas di media sosial dan mendapat kritikan.‎
‎‎
Adhyaksa menegaskan, kegiatan semacam itu bukanlah kegiatan Pramuka. “Saya tegaskan ini bukan bagian dari pendidikan dan pembinaan di Gerakan Pramuka, saya sangat menyayangkan ini. Saya pastikan bahwa pembina kegiatan tersebut belum mengikuti atau memenuhi kualifikasi pelatih dan pembina Pramuka,” ujar Adhyaksa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/3/2017).

Ia mengungkapkan, setiap harinya ada ribuan ‎kegiatan Gerakan Pramuka yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dan alam terbuka di seluruh Indonesia.  Semua kegiatan Pramuka itu kata Kak Adhyaksa pastinya mendidik, menggembirakan, menginspirasi serta menyenangkan, menguatkan persaudaraan anak-anak bangsa. ‎‎

Mantan Menpora ini menyatakan sudah berkoordinasi dengan  Prof. Dr. Suyatno, M.Pd (Kepala Pusdiklatnas Kwarnas Gerakan Pramuka),  Prof. Dr. Ir. S Budi Prayitno, M.Sc (Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Muda),  Dr. Susi Yuliati (Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Dewasa), dan‎ yang lain.

“Saya minta agar Panitia kegiatan tersebut ditegur dan diberikan pembinaan. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran berharga, dan tidak boleh terulang kembali. Kita akan selesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Paling lambat Senin, 27 Maret 2017, masalah ini sudah jelas duduk perkaranya dan selesai,” tegasnya. ‎

‎Dihubungi secara terpisah, Suyatno mengatakan, makan bersama di tanah tanpa alas bukanlah adab yang benar. Menurutnya, makan bagi peserta didik adalah pembelajaran adab yang berujung pada kemanusiawian. ‎

“Makan itu proses beretika yang berpayung pada prinsip dasar Kepramukaan dan kode kehormatan. Sekaligus, makan harus dijadikan momentum bagi anak untuk mengenali gizi, tatacara, dan proses bersamaan,” ujar  Suyatno.

Agar kegiatan semacam ini tidak terulang lagi, Kak Suyatno menghimbau kepada pelatih dan pembina Pramuka harus mempunyai perencanaan yang matang dalam menangani peserta didik, bukan asal-asalan. ‎”Pedomani tujuan GP melalui butir SKU. Pelatih atau Pembina Pramuka jangan melakukan kegiatan sendiri tanpa berbasis aturan kepramukaan,” tuturnya.

‎Bahkan, mereka para pembina dan pelatih yang sudah menyalahi aturan ini kata Kak Suyatno perlu mendapatkan sanksi yang tegas. “Pembina harus disadarkan bahwa posisinya sebagai pendidik sekaligus mitra bagi peserta didik. Pembina perlu ditegur jika menyalahi prosedur membina,” tandanya. (Albar)


Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.