Kamis, 25 April 24

Ada Skenario Dibalik 7 Tahanan Narkoba Kabur?

Ada Skenario Dibalik 7 Tahanan Narkoba Kabur?

Obsessionnews.com – Tahanan narkoba melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) bukan rahasia lagi. Sudah sekian kalinya para tahanan lepas dari hotel predeo. Apakah ini kelemahan sistem pengawasan di Indonesia, sehingga narapidana (napi) begitu gampang kabur?

Memasuki awal 2017, dua napi narkotika bernama M Husein (43) dan Syarjani Abdullah (40) kabur dari Lapas Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (21/1), pukul 14.00 WIB. Sebelumnya, dua napi tersebut masih terlihat melaksanakan salat zuhur di Masjid Lapas Batu pada pukul 12.00 WIB.

Selang beberapa hari,  tujuh orang napi tahanan dari Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Narkotika Mabes Polri,  juga kabur, Selasa (24/1) dini hari. Mereka berhasil menjepol tembok ruang tahanan dan melompati tembok setinggi 3 meter.

Tujuh orang tahanan itu merupakan pelaku yang ditangkap di kawasan Depok, Ciputat dan Bogor beberapa bulan yang lalu, dengan barang bukti ganja ratusan kilogram. Satu orang diantara pelaku  akan menjalani persidangan dan dipastikan akan divonis mati.

Nama ketujuh tahanan, tiga diantaranya terlibat kasus shabu yakni Azizul (30), Ridwan (22) dan Cai Chang alias Antoni (49).

Sedangkan empat orang lainnya terlibat kasus pengedar ganja, yaitu Anthony (33), Amiruddin (27), Ricky Felani (30) dan Sukma Jaya (34).

Terkait hal ini, Dosen Universitas Trisakti Jakarta, Alexandria Bangun berpendapat, lolosnya para napi merupakan kelemahan pengawasan pihak Lapas. Ada permainan oknum di dalam Lapas.

“Nggak mungkin (kabur),” kata pria yang akrab disapa Bangun kepada Obsessionnews.com saat dihubungi, Selasa (24/1).

Menurutnya, kalau sistem berjalan dengan baik, tidak mungkin Lembaga Permasyarakatan pernah terdapat pabrik narkoba.

“Tapi kenyataan ada kan?” ujar Bangun yang terlihat aktif di Organisasi Masyarakat Assosiasi Jurnalis Warga Indonesia (AJWI) ini.

Begitu juga dengan kasus 7 napi yang kabur tersebut, lanjut Bangun, tidak mungkin bisa kabur kalau sistem penjagaannya kuat.

“Penjaga dan sistimnya juga ada. Bisa kabur bisa banyak faktor. Salah satu pengawasan mereka tidak jalan, kurang kontrol, atau sudah dapat sesuatu. Memang sengaja,” jelasnya.

Pengontrolan yang lemah sehingga  pihak luar dan pihak dari dalam saling bekerjasama meloloskan para napi untuk kabur. Diduga ada skenario di balik kaburnya pelaku. Mana mungkin ada asap tidak ada api? Seperti, apakah adanya kekurangan mereka soal makanan, dan lain-lain. Sehingga para pelaku nekad melarikan diri.

Mencengangkan, kenapa para pelaku merencanakan untuk melarikan diri tidak diketahui oleh pihak penjaga lapas? Ini sangat ironis.

“Masak tak tik tuk (suara dari benda tajam untuk menjebol) tidak terdengar?” herannya.

Namun demikian, Dirtipid Narkotika Mabes Polri, Brigjen Eko Dayanto kepada Obsessionnews.com memastikan anggota petugas piket tidak ada yang terlibat. Pihak Bareskrim juga telah membentuk ada 7 tim termasuk dirinya sedang melakukan pengejaran. Ia meminta doa dari masyarakat agar para pelaku segera ditangkap kembali.

“Semoga diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menangkap para Tsk,” ungkapnya. (Popi Rahim)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.