Jumat, 19 April 24

Achmad Baiquni Sosok di Balik Kesuksesan BNI

Achmad Baiquni Sosok di Balik Kesuksesan BNI
* Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni.

Di dunia perbankan tanah air siapa yang tak mengenal sosok Achmad Baiquni? Pria kelahiran 1957 silam ini sudah lama berkelana menjadi bankir. Rekam jejaknya yang baik membuat dirinya dipercaya pemerintah menduduki posisi sebagai Direktur Utama Bank BNI pada tahun 2015. Tak salah, karena kemudian ia berhasil membawa bank berkode emiten BBNI tersebut meraih kinerja mengkilap.

Jabatan yang diraihnya selama ini menjadikan ia terpacu untuk menunjukkan kepiawaiannya sebagai bankir kawakan. Terlebih lagi, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung dan peraih Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina ini juga dikenal sebagai seorang pekerja keras. Dengan segala pengalaman yang dimiliki Baiquni, maka tak ayal kinerja BNI pun cemerlang. Tengok saja performa kinerja BNI pada akhir tahun 2016 dimana bank ini mampu mencatat laba bersih sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1% dibandingkan laba pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 9,07 triliun. Kenaikan laba bersih yang signifikan ini ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4% dan 23,1%. Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diperoleh BNI tahun 2016 mencatat kenaikan dari Rp 25,56 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 29,99 triliun di tahun 2016 atau naik 17,4% sehingga menyebabkan BNI mampu menjaga margin

bunga bersih atau NIM di level 6,2%. Pendapatan Non-Bunga juga naik sebesar 23,1% dari Rp 6,98 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 8,59 triliun pada akhir tahun 2016, terutama didukung oleh kenaikan fee yang diperoleh dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance.

Di tengah lemahnya pertumbuhan laba perbankan yang per November 2016 lalu mencapai 9,1% year on year (yoy), BNI mampu mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1%.

Sementara itu, pada akhir 2016, Total Aset BNI menembus angka Rp 603,03triliun atau tumbuh Rp 94,44 triliun (18,6%) diatas total aset pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 508,59 triliun. Pertumbuhan Aset BNI terutama ditopang antara lain oleh pertumbuhan DPK dan Simpanan dari Bank lain. DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 435,55 triliun pada akhir tahun 2016 atau naik 17,6%. Pertumbuhan DPK tersebut hampir setara dengan dua kali lipat dari pertumbuhan DPK industri perbankan pada November 2016 yang tercatat meningkat 8,4% (yoy).

Komposisi DPK juga membaik dimana porsi dana murah (CASA) mencapai 64,6% dari total DPK pada akhir tahun 2016 dibandingkan posisi akhir tahun 2015 yang mencapai 61,1% dari total DPK. Dengan demikian biaya dana dijaga tetap stabil pada level 3,1%.

Penghimpunan dana murah tidak terlepas dari peningkatan jumlah rekening yang dibuka oleh nasabah individu sebanyak 5 juta rekening atau tumbuh sebesar 29,4%, sehingga total rekening individu menjadi 22 juta rekening pada akhir tahun 2016. Pembukaan rekening melalui Agen46 BNI atau Branchless Financial InclusionServices (Laku Pandai) menjadi salah satu perangkat bagi BNI dalam meningkatkan jumlah rekening individu.

Jumlah rekening yang dibuka melalui Agen46 mengalami pertumbuhan dari 85.871 rekening per akhir Triwulan III – 2016 menjadi 1,2 juta rekening pada akhir tahun 2016. Kondisi tersebut terpacu oleh pertumbuhan jumlah Agen46 yang dioperasikan dari sebanyak 19.600 Agen46 per akhir Triwulan III – 2016 menjadi 30.800 Agen46 pada akhir tahun 2016.

Pembukaan rekening juga terjadi pada nasabah-nasabah baru dari kalangan perusahaan. Jumlah rekening perusahaan yang dibuka di BNI meningkat sebanyak 59.447 yaitu dari 392.029 rekening pada akhir tahun 2015 menjadi 451.476 rekening pada akhir tahun 2016 atau tumbuh 15,2%, berkat meningkatnya kebutuhan transaksi yang menggunakan layanan Cash Management BNI. Salah satu fitur layanan Cash Management BNI yang mendapatkan pengakuan dari pihak ketiga sebagai layanan terbaik pada Cash Management BNI yaitu BNI e-Collection, mendapatkan penghargaan dari Alpha South East Asia di Putrajaya, Malaysia pada 25 Januari 2017 yang lalu.

Pertumbuhan Kredit

Di bidang pertumbuhan kredit, BNI pada Tahun 2016 yang sebesar 20,6% mampu melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan Indonesia secara umum yang per November 2016 mencapai 8,5%. Kredit yang disalurkan BNI hingga 31Desember 2016 mencapaiRp 393,28 triliun atau meningkat 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 326,11 triliun. Sebesar Rp 286,1 triliun atau 72,7% dari total kredit, disalurkan ke segmen Bisnis Banking, sedangkan sebesar Rp 65,1 triliun atau 16,5% ke segmen Konsumer Banking. Sisanya sebesar 11,8% disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan-perusahaan anak.

Untuk kredit melalui Segmen Bisnis Banking, sebesar Rp 95,8 triliun disalurkan melalui segmen korporasi yang mampu tumbuh 21,0%, dan kredit kepada BUMN sebesar Rp 78,3 triliun atau tumbuh33,3%. Sedangkan kredit kepada segmenmenengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9% dan 20,5%.

Sementara itu, kredit ke segmen Konsumer Banking, terutama melalui pinjaman payroll yang tumbuh 128,1% dengan outstanding per 31 Desember 2016 mencapai Rp 8,9 triliun. Kredit Perumahan atau KPR per 31 Desember 2016 mencapai Rp 36,4 triliun atau tumbuh 5,0% dan kartu kredit mencapai Rp 10,5 triliun atau tumbuh 7,5%.

Ekspansi kredit yang terus dilakukan menunjukkan fungsi intermediasi BNI berjalan dengan baik, ditunjukkan oleh Loanto deposit ratio (LDR) yang naik dari 87,8% menjadi 90,4%. Pertumbuhan kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalanatau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,4%. Sementara NPL Net juga membaik dari 0,9% pada akhir tahun 2015 menjadi 0,4% pada akhir tahun 2016. Secara fundamental, CadanganKerugian Penyusutan Nilai (CKPN) juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkatcoverage ratio naik dari 140,4% (2015) menjadi 146,0% (2016). (Mens Obsessions/Giattri FP)

Artikel ini dalam versi cetak dapat dibaca di Majalah Men’s Obsession edisi Februari 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.