Sabtu, 20 April 24

7 Mahasiswa Malaysia Pelajari Kepemimpinan Ridwan Kamil

7 Mahasiswa Malaysia Pelajari Kepemimpinan Ridwan Kamil
* Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Bandung,  Obsessionnews.com – Cerita tentang kepemimpinan Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil, sampai ke Negeri Jiran, Malaysia.

Sebanyak tujuh orang mahasiswa Universiti Sains Malaysia menemui Wali Kota di kediamannya, Pendopo Kota Bandung, Selasa (22/11/2016), untuk mengetahui bagaimana Ridwan Kamil memimpin kota kelahirannya.

Ketertarikan para kandidat master tersebut terhadap Ridwan Kamil bermula ketika namanya tercantum dalam media massa ternama di Malaysia dengan topik “Mayor Who Transform Bandung Into A Livable and Lovable City”.

Mereka yang tengah berada di Bandung dalam rangka menjalani program beasiswa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertemu langsung dengan orang nomor satu di Kota Bandung.

Para mahasiswa tersebut menitikberatkan pembahasan kepada praktik-praktik dan strategi pembangunan kota yang berkelanjutan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, transportasi, pariwisata, hingga budaya. Ridwan pun memaparkan satu-satu kebijakan yang ia jalankan di Kota Bandung.

Ridwan memulai paparannya dengan menjelaskan tentang kondisi alam Bandung yang sejuk dan mendukung aktivitas warganya. Ia mengatakan, cuaca yang sejuk itu membuat warga Bandung lebih sering beraktivitas di luar ruangan.

“Karena sering beraktivitas di luar, maka warga Bandung interaksi sosialnya baik. Oleh karena itu, warga Bandung tumbuh menjadi orang-orang toleran dan ramah,” jelas Wali Kota.

Dengan cuaca yang sejuk pula, Ridwan mengungkapkan warga Bandung lebih kontemplatif. Oleh karenanya, banyak muncul gagasan-gagasan kreatif dari hasil kontemplasi tersebut.

“Di sini kami mengedepankan industri kreatif. Kami tidak punya sumber daya alam. Makanya kita fokus ke sana dalam skala industri mikro, kecil, dan menengah”.

rk-diwwcr2

Dari segi pembangunan ekonomi, Ridwan melakukan dua strategi, yakni melindungi usaha kecil dengan program kredit melati dan penghapusan ijin usaha. Dengan kedua upaya tersebut, dalam enam bulan pertama hadir 30 ribu usaha baru yang 65% nya digagas oleh perempuan.

Namun Ridwan juga tetap mengundang investor-investor skala besar untuk membantu berbagai proyek infrastruktur di kota ini.

Sebagai kota metropolitan, Bandung memiliki satu masalah yang sama dengan Jakarta dan lainnya, yaitu soal pertambahan penduduk.

Peningkatan populasi inilah awal mula masalah-masalah kota lainnya.

“Bandung ini didesain untuk populasi 300 ribu orang, makanya, kota ini mengalami masa keemasannya pada tahun 1920-an di mana Pemerintah Kolonial Belanda menciptakan kota ini sebagai kota dagang dan kota wisata, ” papar Ridwan.

Mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk lebih banyak lagi, kini ia tengah membangun proyek Bandung Teknopolis yang akan memeratakan kepadatan penduduk di wilayah Bandung Timur.

“Ini untuk mempermudah akses masyarakat terhadap kebutuhannya, di Bandung Teknopolis nantinya akan ada pusat pemerintahan dan sarana swasta sehingga dapat mengurangi dampak mobilitas di kota Bandung, ” ucapnya.

Kebijakan itu dirancang untuk masa depan Bandung agar tetap bisa menjadi kota yang layak untuk ditinggali.

“Saya mendesain kota untuk kapasitas empat juta penduduk, hal itu harus disiapkan mulai dari sekarang, ” pungkasnya. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.