Rabu, 24 April 24

305 Tewas Korban Virus Corona, Satu di Filipina

305 Tewas Korban Virus Corona, Satu di Filipina

Korban tewas akibat virus corona terus bertambah, bahkan di negara tetangga dekat Indonesia, satu orang tewas di Filipina akibat virus corona. Hingga Minggu (2/2/2020), jumlah korban tewas akibat virus asal Wuhan, China, ini melonjak menjadi 305 orang.

Filipina melaporkan korban tewas akibat coronavirus pada Minggu pagi. Ini menjadikannya sebagai negara pertama yang melaporkan kasus kematian akibat coronavirus di luar China.

AFP melaporkan, korban tewas itu adalah warga China asal Wuhan, yang sedang berlibur di Filipina. “Ini kasus kematian pertama di luar China,” kata perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) Filipina, Minggu.

Sementara itu, jumlah kasus corona virus sejauh ini juga dilaporkan terus bertambah. Mencapai 14.300 kasus di seluruh dunia per Minggu.

Ruang lingkup penyebaran virus yang mirip SARS ini juga semakin meluas hingga korban tewas mencapai 25 negara sejauh ini, yaitu: Amerika Serikat: 7 kasus, Australia: 10, Filipina: 1, Finlandia: 1, India: 1, Inggris: 2, Italia: 2, Jepang: 3, Jerman: 1, Kamboja: 1, Kanada: 4, Korea Selatan: 12, Malaysia: 8, Nepal: 1, Prancis: 6, Russia: 2, Singapura: 2, Spanyol: 1, Sri Lanka: 1, Swedia: 1, Taiwan: 10, Thailand: 19, Vietnam: 6, Uni Emirat Arab: 4 kasus.

Seorang pria warga negara China meninggal dunia di Filipina setelah melakukan perjalanan dari Wuhan karena terinfeksi virus korona – kasus kematian pertama di luar wilayah China.

Pasien itu adalah seorang pria warga negara China berusia 44 tahun yang berasal dari Wuhan, di provinsi Hubei, tempat virus itu pertama kali terdeteksi. Dia tampaknya telah terinfeksi sebelum tiba di Filipina, kata Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Sejauh ini lebih dari 300 orang tewas dalam wabah ini, sebagian besar dari Hubei, dan lebih dari 14.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi.

Pria itu menderita pneumonia parah setelah dirawat di rumah sakit di ibu kota Manila, kata Departemen Kesehatan Filipina. Dia tiba di Filipina bersama seorang perempuan warga negara China yang juga dinyatakan positif mengidap virus itu, tambahnya.

Rabindra Abeyasinghe, perwakilan WHO untuk Filipina, mengatakan: “Ini adalah kematian pertama yang dilaporkan di luar China. “Namun, kita harus ketahui bahwa ini bukan kasus yang terpapar di tingkat lokal. Pasien ini berasal dari pusat penyebaran ini.”

Kasus kematian itu terjadi ketika negara-negara di seluruh dunia menutup perbatasan mereka untuk mengendalikan penyebaran virus.

AS dan Australia mengatakan mereka akan menolak masuknya semua pengunjung asing yang baru saja berkunjung ke China, tempat virus corona muncul pertama kali pada Desember lalu.

Negara-negara lain, termasuk Selandia Baru, Rusia, Jepang, Pakistan dan Italia, juga telah mengumumkan pembatasan perjalanan serupa.

Jumlah kasus virus korona di seluruh dunia telah melampaui epidemi Sars, yang menyebar ke lebih dari dua lusin negara pada 2003.

Namun demikian tingkat kematian virus baru ini jauh lebih rendah, sekaligus menunjukkan bahwa itu tidak mematikan.

Apa langkah selanjutnya Filipina setelah kematian ini?
Menurut situs berita Rappler, Sekretaris Kementerian Kesehatan Filipina, Francisco Duque III mengatakan, pasien tersebut semula “stabil dan menunjukkan tanda-tanda membaik”, tetapi kondisinya memburuk dengan cepat selama 24 jam.

“Kami saat ini bekerja sama dengan kedutaan besar China untuk memastikan bagaimana mengurus jenazah yang bersangkutan secara bermartabat sesuai standar nasional dan internasional dalam mengatasi penyakit ini,” kata Duque, seraya menambahkan pria itu akan dikremasi.

Departemen Kesehatan Filipina saat ini berusaha melacak orang-orang yang berada dalam penerbangan yang sama dengan pria itu, sehingga mereka dapat dikarantina.

Mereka juga akan melacak orang-orang lain yang barangkali berhubungan dengan pria dan perempuan tersebut, diantaranya adalah para karyawan hotel yang sempat mereka tempati.

Kematian pria itu dikonfirmasi tidak lama setelah Filipina mengumumkan akan segera menghentikan kedatangan wisatawan asing dari China. Sebelumnya mereka hanya membatasi orang-orang dari Hubei, yang merupakan pusat penyebaran. (CNBC/BBC)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.