
Pekalongan, Obsessionnews – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Wiradesa, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Rabu (11/2). Di puskesmas itu Ganjar melihat kondisi pasien yang sedang dirawat. Acara tersebut dihadiri Bupati Pekalongan Amat Mantono dan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo.
Ganjar memberikan arahan agar para ibu hamil selalu memeriksa keadaan dirinya sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Ibu hamil harus selalu cek kesehatan, sehingga saat melahirkan tidak terjadi komplikasi atau mengurangi terjadinya komplikasi,” tutur politisi PDIP itu di depan para pegawai puskesmas.
Ganjar menduga, banyaknya kasus kematian ibu hamil karena adanya sistem komunikasi yang kurang terbenahi. Contohnya di Kota Semarang yang banyak dokter kandungan, namun angka kematian ibu hamil masih tetap tinggi.
Tingginya kematian ibu hamil seharusnya menjadi dorongan bagi instansi pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan agar lebih memperbaiki fasilitas yang ada, terutama di bidang komunikasi. “Malulah, hari gini semua sudah canggih tapi kematian ibu hamil masih tinggi,” sindir Ganjar.
Ganjar mengajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut memerangi kasus kematian ibu hamil yang terjadi di Kabupaten Pekalongan.
“Saya akan perangi angka kematian ibu melahirkan. Hal ini menjadi perhatian saya yang berikutnya terkait dengan reformasi birokrasi di bidang kesehatan di rumah sakit serta puskesmas setelah pelayanan publik,” kata Ganjar.
Data Dinas Kesehatan Jateng menyebutkan, kasus kematian ibu hamil di Jateng meningkat dari 611 kasus tahun 2010 menjadi 711 kasus pada 2014. Angka kematian ibu hamil tertinggi berada di lima kabupaten, yaitu Brebes, Tegal, Grobogan, Pemalang, dan Pekalongan. Menurut Yulianto, tingginya kematian tersebut diakibatkan belum meratanya dokter kandungan ke seluruh wilayah Jateng. Di Jateng terdapat 204 dokter kandungan, dan sebagian besar, yakni 72 orang berada di Kota Semarang. “Kebanyakan dokter kandungan adanya di Kota Semarang. Hal tersebut diperparah dengan adanya dokter yang menangani pasien di beberapa rumah sakit,” tandasnya.



Sebelumnya Ganjar Pranowo meninjau revitalisasi Proyek Bendungan Simbang yang memakan dana APBN senilai Rp. 15 milliar di Desa Kalimojosari, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Prasetyo Budie mengatakan, bendungan yang sempat jebol pada tahun 2011 ini akan dilakukan perawatan pembangunan fisik hingga Juni 2015. Adanya bendungan tersebut dapat mendongkrak hasil bumi dari sawah petani yang ada di wilayah sekitarnya.
“Bendungan ini membuat panen yang tadinya setahun sekali bisa meningkat hingga tiga kali dalam setahun,” terangnya.
Bendungan Simbang mampu mengairi lahan seluas 602 hektare yang meliputi 11 desa di dua kecamatan, yakni Karangdadap dan Kedungwuni. (Yusuf Isyrin Hanggara)