
Jakarta, Obsessionnews – Presiden Jokowi sehabis menyampaikan pidato kenegaraan, didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan menuju lokasi pembangunan 7 proyek DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta. Setelah meninjau sesaat, presiden memutuskan meninggalkan lokasi tanpa menandatangi prasasti sebagai tanda peresmian mega proyek itu.
Presiden tidak memberikan alasan, mengapa dirinya menolak membubuhkan tandatangannya, padahal pimpinan DPR sudah mengagendakan sebelumnya. Sejumlah pejabat yang ikut dalam rombongan presiden juga tak memberikan pendapatnya.
Ketua Tim Implementasi Reformasi Parlemen Fahri Hamzah mengaku tidak kecewa 7 proyek DPR batal diresmikan presiden. Karena menurutnya, presiden telah berjanji akan meresmikan proyek itu, namun terlebih dahulu meminta penjelasan DPR.
“Jadi, Presiden ingin agar proyek ini clear dulu. Baru, setelah ada proses, kita bicarakan ke mana arahnya,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Dalam pidatonya, Ketua DPR Setya Novanto menyampaikan permohonan langsung kepada Jokowi terkait penandatanganan prasasti itu. Prasasti yang bertuliskan nama Joko Widodo itu juga sudah disiapkan di Museum DPR RI, yang merupakan salah satu lokasi pembangunan proyek.
Selain museum dan perpustakaan, proyek lain yang direncanakan akan dibangun oleh DPR adalah alun-alun demokrasi, jalan akses bagi tamu ke Gedung DPR, visitor center, pembangunan ruang pusat kajian legislasi, pembangunan ruang anggota dan tenaga ahli, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota DPR. (Has)