Jumat, 26 April 24

Indonesia vs Nusantara dalam Isu “Islam Nusantara”

Indonesia vs Nusantara dalam Isu “Islam Nusantara”
* Oleh: Agus Mualif Rohadi.

Menurut saya, penggunaan kata “nusantara” itu sudah mengandung makna politik yang mengisyaratkan akan ada penolakan.

1. Nusantara atau nuswantara secara etomologis punya arti wilayah yang terdiri banyak pulau yang dihubungkan dengan laut.
Kata nusantara sendiri berasal dari huruf palawa bahasa sansekerta, kemudian menjadi kosa kata jawi kuno.
Nusa atau pulau pula sendiri berarti sudah mengisyaratkan banyaknya tradisi atau adanya perbedaan tradisi di pulau pulau.

2. Secara historis, nusantara pertama kali dikenalkan oleh majapahit. Gajah mada dengan sumpah amukti palapa menaklukkan kerajaan suku suku di pulau pulau melalui peperangan.

3. Kata Nusantara sendiri setelah merdeka tidak digunakan sebagai nama negara, dan yang diterima sebagai nama negara adalah Indonesia, dan bahasa yang digunakan juga bukan bahasa nusantara namun bahasa Indonesia. Hal ini membuat makna nusantara identik dengan jawa, itupun terbatas jawa tengah dan jawa timur, sedang orang jawa barat lebih suka menyebut wilayahnya sebagai tanah pasundan.
Artinya, suku suku bangsa Indonesia lebih menerima kata Indonesia dari pada kata nusantara untuk menyatukan pulau pulau dan suku bangsa.

4. Kata Nusantara secara politik dihidupkan kembali oleh orde baru melalui doktrin wawawan nusantara.
Karena doktrin itu, kemudian muncul isu jawanisasi. Program transmigrasi pun bahkan dianggap bentuk kongkrit jawanisasi.

5. Historis tersebut tentu mempengaruhi cara pandang kaum muslim non Jawa terhadap Islam Nusantara yang lebih menonjolkan tradisi Islam Jawa (tengah dan timur) dengan klaim sebagai tradisi Islam yang diciptakan oleh walisongo, sedang Walisongo sendiri faktanya adalah wali Islam di Jawa dimana tradisi Islam Jawa akan menjadi unsur manhaj dakwah baru NU untuk diterapkan dalam dakwah NU di seluruh wilayah Indonesia.

6. Dengan demikian saya kira wajar muncul reaksi kaum muslim yang mempunyai tradisi Islam berbeda dengan tradisi Islam nusantara yang identik dengan tradisi Islam Jawa. (Agus Mualif Rohadi, KAHMI Jatim)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.