Sabtu, 20 April 24

Beti dan Beto

Beti dan Beto
* Dr. Mardani Ali Sera M.Eng

Oleh: Dr. Mardani Ali Sera M.Eng

Hidup hanya sekali. Mengutip Chairil Anwar, ” Sekali Berarti, Sudah Itu Mati!”. Harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama/integritas. Hari-hari terus berlalu. Mungkin sebentar lagi, kita tidak tahu kapan masanya tiba kita akan menghadap Allah SWT.

Pertanyaannya apa yang sudah kita kerjakan?

Bagi kita pasukan dakwah, 2018 dan 2019 ini dapat menjadi tabungan amal terbaik untuk membawa negeri ini kian berkah.

Ada peluang mengubah komposisi nakhoda tingkat kab/kota, provinsi dan utamanya nasional. Bahkan di 2019, pertama kali dalam sejarah, sekali lagi pertama kali dalam sejarah demokrasi kita pileg berbarengan dengan pilpres. Pemenang Pilpres teorinya akan memenangi Pileg.

*Lalu apa hubungannya dengan akhirat?* Negeri ini perlu nahkoda baru. Yang berani membuat target pangsa pasar perbankan Islam menjadi 90%, yang berani bekerja untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7-9% dengan membabat aturan yang menjadi lahan empuk para birokrat pemburu rente.

Pemimpin yang berani tidak berhutang ke luar negeri, yang siap bekerja keras menghidupkan sekolah kita dengan imaji dan narasi dan dengan mimpi menjadi negeri terbaik melalui seleksi mencari guru terbaik seperti digambarkan dengan indah dalam film School of Rock yang digaji dengan layak dan kurikulum yang menjangkau masa depan.

Bahkan yang berani memangkas waktu sekokah SD cukup tiga tahun, SMP dan SMA yang tiga tahun dan Universitas tiga atau empat tahun yang dengan penuh kecintaan menyiapkan generasi muda kita pada usia 17 th sudah selesai kuliah dengan kemampuan bersaing di dunia internasional.

Dan menggerakkan ekonomi lokal dengan start up dan aplikasinya yang membuat seluruh nusantara bersinar. Kita perlu presiden yang selalu rindu AlQuran.

Untuk itu, tidak ada sikap *beti*. Tapi *beto*. Apa itu beti? Beda Tipis. Kita perlu Beto. *Beda total*. Beda niatnya, beda caranya, beda sistem ekonominya, beda sistem pendidikannya.

Banyak di antara kita *beti* karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Beti kerana politik interlocking (saling mengunci) karena ada kartu kartu yang ditahan mereka. Tidak! saya ambil sikap *Beto.* Karena Islam itu jelas. Islam itu tegas. Karena kader dakwah itu tidak takut kecuali hanya pada Allah SWT.

Isy kariman awmut syahidan. Hiduplah mulia atau matilah sebagai syudaha. Isyhaduu bi anna muslimin Saksikan kita ini muslimin.

Sekali berarti Sudah Itu Mati!
Ayo kita raih amal terbaik dengan niat yang semata karena Allah SWT.
Kian hebat musuh/kompetitor, kian kuat, kian tinggi elektabilitas, justru kian besar pahala disediakan Allah untuk kita. Moga Allah SWT berkahi negeri ini dengan pemimpin baru di 2019. (*)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.