Jumat, 19 April 24

Mengenang Bapak Pramuka Indonesia

Mengenang Bapak Pramuka Indonesia
* Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.

Oleh: Adhyaksa Dault, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

 

Hari ini 12 April, tepat 106 tahun lalu beliau lahir. Ratusan orang tadi malam berkumpul di Pagelaran Keraton Yogyakarta menyebut nama dan mengenang pengabdiannya.

Ia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, kami di Gerakan Pramuka biasa memanggilnya Kak Sultan. Perjuangannya diakui sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia, sehingga pantas ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan Bapak Bangsa Indonesia. Di dunia ini, banyak orang berharap uang, pamrih dari jabatan, namun tidak dengan Kak Sultan.

Di awal kemerdekaan misalnya, Kak Sultan menyumbang 6,5 juta Gulden untuk membiayai kebutuhan pemerintah Indonesia di masa-masa yang teramat sulit. “Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi, silahkan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta,” ucap Kak Sultan ketika menyerahkan uang tersebut. Hal ini membuat Presiden Soekarno tak sanggup menahan air matanya.

Berdiri dan hidupnya Gerakan Pramuka di 34 Provinsi, 514 Kota/Kab, hingga seluruh kecamatan, kelurahan dan sekolah-sekolah di Indonesia, bahkan di luar negeri hari ini tidak terlepas dari peran Kak Sultan. Sebelum organisasi ini berdiri misalnya, Kak Sultan menjadi Panitia yang merumuskan AD/ART dan Pembentukan Gerakan.

Setelah diamanahi sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno pada 1961, Kak Sultan langsung bekerja. Kak Sultan mengimbau agar setiap Provinsi membentuk Kwartir Daerah. Imbauan ini disambut baik oleh seluruh Provinsi. Perlahan namun pasti Gerakan Pramuka menjadi pilihan utama pembentukan karakter generasi muda di berbagai daerah, dengan ciri khas kegiatan luar ruangannya yang membahagiakan anak-anak Indonesia.

Geliat Gerakan Pramuka juga tampak di luar negeri berkat jasanya. Surat Kak Sultan kepada Komisaris Eksekutif World Scout Conference Mr. GR. Padolina mendapat respon positif. Ia merespon dengan mengunjungi kantor Kwarnas pada 17 Oktober 1967. Pada hari itu juga, dilangsungkan upacara pengibaran tiga bendera, yakni bendera WOSM, Gerakan Pramuka, dan merah putih. Ini menjadi simbol mulai saat itu Gerakan Pramuka terlibat aktif di setiap kegiatan organisasi kepanduan se-dunia.

Dalam berbagai forum dalam kancah internasional, Gerakan Pramuka aktif tampil memberikan ide-ide segar. Kak Sultan menyampaikan Renewing of Scouting pada 23rd World Scout Conference di Tokyo tahun 1971. Prasaran tersebut diapresiasi organisasi kepanduan dunia, UNICEF, FAO, dan lain-lain.

Kak Sultan sosok yang ikhlas mengabdi di Gerakan Pramuka. Ia juga rela mengeluarkan banyak materi untuk kemajuan Gerakan Pramuka. Saat menjabat sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Sultan juga pernah menyerahkan satu unit mobil sedan Holden Statesman miliknya. “Silahkan dilelang mobil ini, dan hasilnya masukkan ke kas panitia,” ujar Kak Sultan kepada panitia penggalangan dana Gerakan Pramuka pada 1974.

Pantas, Kak Sultan banyak diberikan penghargaan oleh berbagai lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri. Boy Scouts of America pada 1973, misalnya, memberikannya penghargaan Silver World Award. World Scout Berau pada 1974 memberikannya penghargaan tertinggi yaitu Bronze Wolf Award. Di Munas Gerakan Pramuka tahun 1988 di Dilli, Timor-Timor (kini Timor Leste), Kak Sultan mendapatkan penghargaan tertinggi di Gerakan Pramuka berupa Lencana Tunas Kencana. Ia juga mendapatkan gelar Bapak Pramuka Indonesia.

Zaman telah berubah, namun syarat kemajuan organisasi tetap tidak bisa berubah sampai kapanpun, yaitu keikhlasan pemimpinnya. Keikhlasan tersebut telah ditanamkan oleh Kak Sultan sejak berdirinya Gerakan Pramuka.

Hari ini kita dapat menyaksikan di seluruh wilayah NKRI, ratusan ribu bahkan jutaan Pramuka dengan ikhlas turun ke jalan sebelum dan sesudah lebaran dengan tujuan: melancarkan mudik, membantu pemerintah, membahagiakan masyarakat, di stasiun kereta api, bandar udara, terminal bis, pelabuhan, di jalan raya, di pasar-pasar, dan lain-lain.

Pramuka adalah relawan-relawan tangguh yang selalu hadir saat hari-hari besar keagamaan, kebakaran hutan, kecelakaan, dan bencana alam di Indonesia. Lima tahun terakhir ini, bahkan Pramuka ikut membantu bencana alam dan masalah kemanusiaan di Myanmar, Nepal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Kenya, Ethiopia, Afrika Tengah Uganda, Kongo, Angola, Nigeria hingga Suriah dan Palestina.

Ada ratusan ribu Pramuka yang saat teman-teman seusianya merayakan malam pergantian tahun, namun Pramuka justru sibuk di jalan melawan debu demi lancarnya lalu lintas. Pramuka dan keikhlasan adalah dua kata yang sampai kapanpun tidak bisa dipisahkan.

Di usia Gerakan Pramuka yang ke-57 pada 14 Agustus tahun ini, tantangannya semakin beragam. Generasi hari ini perlu visi kuat serta akhlak yang baik. Salah satu metode paling efektif dalam pendidikan budi pekerti adalah dengan menyampaikan fakta-fakta keteladanan dan keikhlasan. Fakta-fakta tersebut ada dalam rekam jejak Kak Sultan, Bapak Pramuka Indonesia, Bapak Bangsa Indonesia. Salam Pramuka.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.