Jumat, 19 April 24

Dr H Abdul Kharis Almasyhari SE MSi Akt. Ca (Ketua Komisi I DPR) Ancaman ke Depan Jangan Dipersepsikan secara Tradisional

Dr H Abdul Kharis Almasyhari SE MSi Akt. Ca (Ketua Komisi I DPR) Ancaman ke Depan Jangan Dipersepsikan secara Tradisional
* Abdul Kharis Almasyhari.

Pemilihan Umum tahun 2014 merupakan momen bersejarah bagi pria kelahiran Purworejo, Jateng, 25 Agustus 1968 ini. Pada Pemilu 2014 itu PKS memberinya kepercayaan sebagai calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jateng V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Kharis berhasil terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019.

 

Semula Kharis duduk sebagai Anggota komisi XI lalu wakil ketua Komisi X bidang Pendidikan, Pemuda Olah Raga dan Pariwisata serta Ekonomi Kreatif. Kemudian sejak 2016 ia mendapat amanah dari DPP PKS untuk menduduki jabatan Ketua Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika. Disinilah Kharis mengungkapkan bahwa sejatinya pertahanan negara kita memiliki modalitas yang cukup untuk menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks. Ancaman yang kita hadapi ke depan tidak bisa lagi dipersepsikan secara tradisional, yakni invasi militer dari luar saja. Tapi juga ancaman non-tradisional, seperti ancaman siber, narkoba, pencurian kekayaan alam, konflik antar warga, termasuk ancaman proxy war, yang sering disebut Panglima TNI dalam berbagai kesempatan.

 

“Saya yakin TNI kita memiliki kapasitas untuk mengantisipasi ancaman non tradisional ini. Tentu dengan dukungan seluruh komponen masyarakat, sesuai dengan doktrin pertahanan negara yang kita anut, Sishanrata, Sistem Pertahanan Rakyat Semesta. Apalagi tagline TNI kita “Bersama Rakyat, TNI Kuat”. Artinya, masalah pertahanan negara bukan hanya masalah TNI saja, tapi semua komponen bangsa,” tandas pria yang menyabet titel S2 bidang ekonomi dari Universitas Sebelas Maret ini. Kharis menilai reformasi TNI berjalan cukup sukses. TNI tidak lagi berpolitik praktis. Politik TNI sebagaimana ditegaskan oleh Presiden Jokowi dan Panglima TNI adalah politik negara.

 

Pada aspek alutsista ia menilai memang telah banyak peningkatan. Setidaknya, demo alutsista pada HUT TNI Ke-72 mengkofirmasi hal itu. Namun kita tidak boleh mengabaikan alutsista itu ada life cyclenya, ada usianya. “Tanpa didukung oleh pemeliharaan dan perawatan atau harwat, maka kemampuan alutsista akan terus berkurang. Kemampuan alutsista dan skill prajurit TNI juga perlu terus dikembangkan,” ucap peraih program doktor di bidang akuntansi Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, ini.

 

Ketika disinggung mengenai pembelian 500-an pucuk senjata oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang menjadi sorotan publik, Kharis menegaskan pembelian senjata itu telah diketahui oleh DPR. Komisi I DPR telah berkunjung ke Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). “STIN memiliki lapangan tembak, tetapi tidak memiliki senjata. Karena itu, pembelian senjata oleh BIN dilakukan dalam pemenuhan itu. Pembelian senjata oleh BIN juga bukan senjata impor, tetapi membeli dari PT Pindad. Spesifikasi senjata juga merupakan senjata latih, bukan senjata berat sebagaimana yang beredar selama ini. Tidak benar juga kalau pembelian senjata oleh BIN ini dilakukan melalui kepolisian, karena sistem penganggarannya juga berbeda. BIN memiliki anggaran sendiri yang terpisah sama sekali dengan kepolisian.

 

Taruna dan Taruni BIN harus dibekali kemampuan menembak tersebut,” katanya. Tahun ini tahun ketiga Kharis mendedikasikan dirinya di lembaga legislatif. Ia aktif mengunjungi konstituen di dapilnya untuk menyerap aspirasi. Kharis 2-3 kali setiap pekan menemui konstituennya. “Dengan ketemu para konstituen itulah membuat saya selalu ingat akan amanah berat yang harus saya emban. Alhamdulillah, sampai saat ini saya selalu rutin bertemu dengan konstituen,” ujar suami Retno Sintowati dan ayah tujuh anak ini. Kharis mengaku dalam memperjuangkan amanah rakyat membutuhkan komitmen kita kepada rakyat. Selama komitmen kita kuat dan jelas, maka Allah yang akan memudahkan semuanya. “Kita bukan manusia super. Allah Yang Maha segalanya. Kita berusaha maksimal, maka Allah pasti melihat dan membantu kita,” ucap wakil rakyat yang rajin berolah raga senam dan sepeda untuk menjaga kebugaran fisiknya ini.

 

Kharis berobsesi dapilnya semakin baik secara pembangunan fisik dan mental. Akses keduanya menjadi lancar danterkoordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten masing masing. Titik tekannya pada sektor pertanian yang menjadi basis pekerjaan penduduk Jateng pada umumnya dan sektor pemuda yang menjadi ruh baru perubahan di dapilnya. Obsesi lainnya adalah Fraksi PKS DPR harus menjadi bagian dari setiap solusi bagi permasalahan bangsa. Permasalahan utama bangsa ini adalah pada pengelolanya yang kurang inovatif dalam mencari solusi. Banyak yang ingin instan. Dengan sumber daya alam yang melimpah tidak ada yang tidak bisa dilakukan bangsa Indonesia. “Saya ingin Fraksi PKS mampu hadir menjawab persoalan bangsa. Selain tugas utamanya legislasi, pengawasan dan budgeting, Fraksi PKS akan memberikan solusi. Memang berat, namun Insya Allah Fraksi PKS bisa,” tandasnya dengan optimis.

 

Meski sibuk sebagai anggota DPR Kharis mengaku tetap memperhatikan keluarganya. Menurutnya, dalam membina keluarga yang penting adalah kualitas pertemuan dan kualitas komunikasi. “Meskipun tidak banyak waktu bertemu Alhamdulillah setiap di rumah saya selalu mengumpulkan istri dan anak-anak saya dalam satu meja untuk saling bercerita. Dari situ kehangatan dan kedekatan bisa terwujud,” tuturnya. Namun, lanjutnya, lebih dari itu semua Kharis selalu menyerahkan semua kepada Allah SWT atas keluarganya. Dia selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu menjaga istri dan anak-anak saya. Ia bersyukur anak-anaknya patuh, sekolah dan kerjanya baik, serta rajin juga ibadahnya. “Alhamdulillah. Bagi saya anggota DPR adalah mimbar dakwah. Tatkala kita membela kepentingan Allah, maka pasti Allah akan selalu menjaga diri kita dan keluarga kita,” tegasnya. (Naskah: Arif Rahman Hakim, Foto: Dok. Pribadi)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Men’s Obsession edisi Oktober 2017.

 

Baca Juga:

Dr.H. Fadli Zon, SS., M.Sc Wakil Ketua DPR RI Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam), Sosok Multidimensi

Bambang Soesatyo SE MBA, Ketua Komisi III DPR: Pemberantasan Korupsi Jangan Lahirkan Festivalisasi

13 Tokoh DPR Berdedikasi 2017 Versi Men’s Obsession

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.