Sabtu, 20 April 24

Adhyaksa Dault: Saya Bukan HTI dan Tidak Anti Pancasila

Adhyaksa Dault: Saya Bukan HTI dan Tidak Anti Pancasila
* Adhyaksa Dault.

Jakarta, Obsessionnews.com – Belakangan ada fitnah yang menyudutkan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Ia disebut mendukung gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menginginkan berdirinya negara khilafah di Indonesia, dan anti Pancasila.

Fitnah itu muncul dengan kembali diungkit video kehadiran Adhyaksa dalam acara HTI pada 2013 lalu di media sosial. Dalam video itu banyak netizien yang menyebut Adhyaksa pro khilafah dan anti Pancasila. Adhyaksa mengklarifikasi serta menegaskan fitnah itu tidak benar.

“Sampai detik ini, dimanapun dan setiap ke daerah, saya selalu menyampaikan pada generasi muda agar mempertahankan dan merawat Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, ” ujar Adhyaksa dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/4/2017).

Melalui Gerakan Pramuka, Adhayksa aktif mendorong anak-anak peserta didik untuk ikut bela negara melalui program kepramukaan. Kwarnas sudah berapa kali mengadakan lomba Pramuka Pancasila. Bahkan jauh sebelum itu Adhyaksa selalu menyerukan untuk cinta NKRI sejak masih mahasiswa.

“Jadi Pancasila, UUD 45, NKRI Bhinneka Tunggal Ika harus kita pertahankan dan kita rawat untuk generasi selanjutnya. Pancasila sudah menjadi kesepakatan pendiri Republik Indonesia. NKRI harga mati, ” jelasnya.

Berikut penjelasan lengkap Adhyaksa Dault soal video HTI.

Assalamualaikum Wr.Wb. Saya mau menjelaskan video saya yang direkam oleh aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), saat acara HTI tahun 2013. Seperti banyak acara organisasi lain yang saya hadiri, saya dan beberapa tokoh hadir di acara HTI itu sebagai undangan. Saya bukan simpatisan HTI, apalagi anggota HTI.

Beberapa hari ini, video yang diambil empat tahun lalu itu, kembali disebarluaskan oleh beberapa akun di media sosial.

Karena video itu, saya difitnah anti Pancasila dan anti NKRI. Bagaimana mungkin saya dituduh anti Pancasila?. Saya ikut pengkaderan dari bawah, sejak kuliah saya mengikuti P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), Tarpadnas (Penataran Kewaspadaan Nasional), Suspadnas (Kursus Kewaspadaan Nasional). Saya mengikuti Bela Negara dan sebagai kader Bela Negara, dan banyak lagi, sampai saya jadi Ketua Umum KNPI, kemudian jadi Menpora, kemudian sekarang menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka.

Sampai detik ini, dimanapun dan setiap ke daerah, saya selalu menyampaikan pada generasi muda agar mempertahankan dan merawat Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Tahun 2016 kemarin, saya menggagas lomba foto #PramukaPancasila agar generasi muda menghayati dan mengamalkan Pancasila. Boleh teman-teman telusuri di internet.

Mengenai khilafah islamiyah itu memang ada hadistnya, tapi khilafah yang saya maksud adalah khilafah islamiyyah yang rosyidah, bukan khilafah yang berarti meniadakan negara, bukan khilafah versi Hizbut Tahrir, apalagi ISIS dan sebagainya. Terkait video itu, harus dilihat juga tempat dan waktu saya berbicara, itu video empat tahun lalu. Sekarang tahun 2017, artinya video tersebut tidak relevan.

Sekarang ini tidak ada persatuan Islam, hari raya saja bisa berbeda, kalau ada khalifah, maka perbedaan-perbedaan dalam ibadah-ibadah tersebut bisa ditiadakan. Sekali lagi, ini bukan khilafah yang meniadakan negara. Jadi Pancasila, UUD 45, NKRI Bhinneka Tunggal Ika harus kita pertahankan dan kita rawat untuk generasi selanjutnya. Pancasila sudah menjadi kesepakatan pendiri Republik Indonesia. NKRI harga mati.

Kembali ke Pancasila dan NKRI. Saya masih ingat, saat awal reformasi lagi ramai-ramainya orang teriak negara federasi, negara serikat dan sebagainya. Saya sebagai Ketua Umum KNPI ketika itu langsung mengadakan kebulatan tekad NKRI harga mati. Saya daulat tokoh-tokoh nasional ketika itu seperti Pak SBY, Pak Amien Rais, Pak Wiranto, Pak AM Fatwa dan tokoh-tokoh lainnya untuk mendatatangani komitmen NKRI. Sekarang komitmen dan tandatangan beliau-beliau semua itu masih terpatri di dinding kantor DPP KNPI, Jalan Rasuna Said, Jakarta.

Demikian sementara dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

(Albar).

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.