Jumat, 19 April 24

Pipit Wijayanti Raih Doktor Usai Teliti Serapan Karbondioksida di Karst

Pipit Wijayanti Raih Doktor Usai Teliti Serapan Karbondioksida di Karst
* Pipit Wijayanti.

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Karakteristik hidrokimia di mintakat epikarst memiliki variasi temporal, baik secara musiman dan harian. Variasi tersebut didominasi oleh tipe kimia HCO?¯ dan Ca²?. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sistem akuifer karst terbuka dengan lorong yang telah berkembang dan pada musim hujan didominasi oleh aliran konduit, sedangkan di musim kemarau didominasi aliran difuse epikarst.

Demikian dikatakan Pipit Wijayanti, S.Si., M.Si, dosen program studi pendidikan geografi, Fakultas KIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,  saat menjalani ujian terbuka program doktor di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, belum lama ini.

Dikutip Obsessionnews.com dari keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (3/8), dalam kesempatan itu Pipit mengatakan, karakteristik serapan karbon di mintakat epikarst bervariasi terhadap musim dan sangat tergantung pada suplai karbon dioksida. Suplai karbon pada musim hujan dipengaruhi oleh tipe aliran konduit, sedangkan di musim kemarau oleh respirasi tanah dan perakaran.

“Tanaman berperan memperbesar serapan CO2 yang tergantung pada jenis dan umur tanaman,” tuturnya.

Dalam disertasinya berjudul Karakteristik Hidrokimia dan Neraca Karbon di Mintakat Epikarst, Pipit menyebut kekeringan merupakan masalah yang sering melanda masyarakat di daerah Karst, termasuk Karst Gunungsewu. Oleh karena itu, untuk membantu petani diperlukan tanaman-tanaman yang mampu bertahan dengan air yang minim.

Pemilihan tanaman tersebut, kata Pipit, untuk mendapatkan produksi yang tinggi di saat musim kemarau. Dengan demikian, kekeringan diharapkan tidak selalu diiikuti kegagalan panen yang terkadang mengancam pada kondisi bahaya kelaparan.

“Tanaman kacang merupakan salah satu pilihan, sebab ia mengonsumsi air terkecil dengan serapan karbon tertinggi. Hal itu menunjukkan bila Kacang mampu bertahan hidup di daerah karst,” ucapnya.

Berkaitan dengan serapan karbondioksida ini, kata Pipit, tanaman kacang mampu memberikan serapan karbondioksida 9 kali lebih baik dari pada serapan Karbondioksida pada lahan kosong. Sedangkan pertumbuhan tanaman kacang yang baik di tanah Karst tanpa tambahan suplemen memberikan keuntungan bagi air tanah di karst.

“Karst dengan sistem prositas sekunder menjadi rawan terhadap pencemaran air tanah. Sumber pencemaran dihasilkan dari aktivitas pertanian sehingga pupuk yang dipergunakan dalam pertanian langsung menuju sistem air tanah melalui ponor,” tandasnya. (ugm/arh)

 

Baca juga: 

Puluhan Peneliti Ikuti Pelatihan Teknik Sitogenetika di UGM

Survei UGM: Bea Cukai Berhasil Tekan Peredaran Rokok Ilegal

Tahir Foundation Serahkan Gedung Pascasarjana FKKMK UGM

Dirut Sinarmas Gondol Doktor di UGM

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.