Kamis, 25 April 24

Parmusi Tetapkan Dua Desa Madani di Pedalaman NTT

Parmusi Tetapkan Dua Desa Madani di Pedalaman NTT
* Peresmian sumur bor oleh Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam di Desa Sukapitete, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu,  Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/11/2017)

Kupang, Obsessionnews.com – Dari hasil kunjungan Pengurus Pusat  (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di perbatasan Nusantara Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste selama sepekan, Ketua Umum Parmusi  Usamah Hisyam memutuskan menetapkan dua desa binaan atau desa madani,  yaitu di Kampung Pulau Kera, Kabupaten Kupang, dan di Desa Sukapitete, Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu.

usamah hisyam

Usamah Hisyam

Usamah mengatakan, dua tempat itu ditetapkan sebagai desa binaan Parmusi karena ia melihat langsung bagaimana kondisi umat Islam di sana. Sebagai kaum minoritas, umat Islam hidup masih berada di bawah garis kemiskinan sama halnya dengan masyarakat lain.

Namun, Parmusi juga melihat ada sisi lain di mana masyarakat sudah memiliki skil atau kemampuan bekerja untuk menopang kehidupannya. Misalnya di Desa Sukapitete, umat Muslim di sana sudah banyak memiliki kemampuan dalam bercocok tanam. Hanya saja mereka sulit menanam karena daerahnya kering tidak ada mata air. Parmusi lalu memberikan solusi dengan pembuatan sumur bor.

“Desa binaan atau desa madani ini kita buat tujuannya menjadikan masyarakat mandiri secara ekonomi, berdikari, dan punya kemampuan melihat lingkungan sekitar agar bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakatnya sendiri. Sehingga itu bisa meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar Usamah di Kupang, Rabu (29/11/2017).

usamah hisyam
Kunjungan Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam di Pulau Kera, Kupang, NTT, Selasa (27/11/2017).

Dengan pembuatan sumur bor itu, umat Muslim di Kupang kini bisa bercocok tanam dengan mudah. Dulu sebelumnya mereka hanya mampu panen satu tahun sekali. Kini mereka menargetkan dalam satu tahun bisa menghasilkan tiga kali panen. Sumur bor itu diresmikan langsung oleh Usamah dan dihadiri ratusan masyarakat dan tokoh adat pada Minggu (26/11) lalu.

Desa binaan Parmusi kedua yaitu di Pulau Kera. Tidak ada yang banyak tahu, pulau yang letaknya tidak jauh dari ibu kota Provinsi NTT, Kupang, terdapat Pulau Kera yang dihuni 450 orang, di mana semua masyarakat di sana adalah umat Muslim. Namun sayangnya kondisi umat Islam di sana sangat memprihatinkan.

Umat Muslim di daerah itu masuk dalam kategori masyarakat di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1 juta per bulan. Setiap mata memandang  yang terlihat hanya ada gubuk-gubuk reot yang terbuat dari kayu dan dedaunan. Kondisi ini diperparah dengan hak-hak sipil mereka yang tidak terpenuhi, yaitu hak pendidikan, kesehatan dan hak hidup layak.

Setelah mendengarkan aspirasi langsung dari masyarakat Usamah memutuskan kampung ini dijadikan sebagai desa madani atau desa binaan Parmusi, sama dengan kampung di Desa Sukapitete. Di Pulau Kera ini Parmusi membantu pembelian 10 prahu motor untuk kemadirian ekonomi masyarakatnya sekaligus pemberian tali kasih kepada 130 kepala keluarga.

“Masyarakat di  Pulau Kera hidupnya sebagai nelayan, setiap hari mencari ikan, tapi tidak ada yang memiliki prahu. Jadi mereka bekerja dengan majikan di kota Kupang untuk pemakaian perahu. Setiap hari mereka harus menyetor hasil tangkapanya ke majikan, lalu dibagi dua dengan dipotong ongkos bensin. Dari pembagian itu, mereka hanya mendapatkan 0,4 persen,” jelasnya.

Usamah menambahkan, dengan adanya 10 kapal itu masyarakat di Pulau Kera akan dibagi menjadi 10 kelompok. Hasil tangkapan ikan mereka nantinya langsung dijual kepada masyarakat di Kota Kupang tidak lagi diserahkan ke majikan. Hasilnya dibagi dan keuntungannya dimasukkan ke koperasi agar ke depan masyarakat bisa beli kapal baru lagi.

“Kalau ini jalan dan dikelola dengan baik, keuntungan dari koperasi itu nanti bisa digunakan untuk pembelian kapal baru. Jadi harapannya ke depan setiap kepala keluarga di sini masing-masing punya kapal sendiri-sendiri,” jelasnya

“Ini lah yang dimaksud pemberdayaan umat yang dilakukan Parmusi di daerah-daerah. Dai dan jamaahnya dibina dengan baik, bukan hanya soal pemahaman agama, tapi kemandirian ekonominya. Desa madani itu harus berujung pada ketaatan agama dan kesejahteraan,” tandasnya.  (Albar)

 

Baca Juga:

Usamah Hisyam Resmikan Sumur Bor Bantuan Parmusi di Belu, NTT

Usamah Hisyam Letakkan Batu Pertama Pembangunan Parmusi Center di Belu, NTT

Usamah Hisyam Buka TOT Para Dai Parmusi se-NTT

Kafilah Dakwah Parmusi Tembus Delapan Lokasi Pedalaman NTT

Parmusi Bantu Umat Katolik di NTT

 Parmusi Berikan Beasiswa kepada 20 Dai di NTT

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.