Jumat, 19 April 24

Diary Mommycomb Ajak Ibu Menulis 1.000 Hari Pertama Kehidupan Buah Hati

Diary Mommycomb Ajak Ibu Menulis 1.000 Hari Pertama Kehidupan Buah Hati
* Lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat “Diary Mommycomb 1.000 Hari Anakku: Media pantau tumbuh kembang anak sebagai upaya peningkatan minat literasi pada ibu”.

1.000 hari pertama ketika bayi lahir ke dunia adalah fase terpenting menjadi seorang Ibu. Sayangnya meski di era teknologi informasi seperti ini ternyata masih banyak kaum ibu yang kesulitan mendapat informasi dan juga mengakses literasi tentang pengasuhan anak di masa golden age ini.

Keprihatinan ini membawa lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan solusi sekaligus inovasi untuk mengatasinya. Mereka adalah Aliya Nurarifa Saadah (Jurusan Gizi Masyarakat), Sarah Vaisala Trimulyani (Jurusan Ekonomi Studi dan Pembangunan), Vidian Imam Nurfadilah (Jurusan Gizi Masyarakat), Hanin Khalisharani (Jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen), dan Novan Aji Imron (Jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat). Mereka membuat “Diary Mommycomb 1.000 Hari Anakku: Media pantau tumbuh kembang anak sebagai upaya peningkatan minat literasi pada ibu”, yang kemudian diikutsertakan pada Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) 2018 dari Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Sebagai bentuk realisasi dari diary ini diadakanlah Sekolah Ibu Mommycomb di Posyandu Plamboyan, Babakan Doneng, Dramaga. Sekolah ini terdiri dari empat kelas materi, yaitu Kelas Gizi dan Kesehatan, Kelas Pengasuhan, Kelas Manajemen Keluarga, dan Kelas Kreasi. Tujuan dari program ini adalah mempersiapkan ibu menjadi ibu berkualitas terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan buah hatinya.

“1.000 hari pertama kehidupan merupakan golden age yang menentukan masa depan anak dan ibu berperan penting pada periode ini. Kondisi ibu tidak hanya harus baik secara fisik, tapi juga psikisnya. Salah satu kebiasaan baik yang dapat dibiasakan adalah menulis” tutur Aliya selaku Ketua Tim.

Hasil riset dari Central Connecticut University untuk “Most Littered Nation in the World” menempatkan Indonesia sebagai negara dengan minat literasi sangat rendah di peringkat 60 dari 61 negara. Studi ini mencakup minat membaca, menulis, maupun minat terhadap pengetahuan, begitu pula dengan penyediaan sarana dan prasarana.

Aliya menegaskan, ketika para ibu menuliskan pengalamannya selama membesarkan anak, seorang ibu tidak hanya mendapatkan self healing melalui tulisannya tapi tulisan tersebut juga dapat menjadi kenang-kenangan bagi keluarga terutama saat anaknya besar nanti. Melalui program ini Tim Mommycomb berupaya membiasakan para ibu agar meningkatkan literasi melalui menulis diary, membaca buku-buku yang baik, meningkatkan pengetahuan terutama dalam pengasuhan anak dan manajemen keluarga serta membiasakan hal-hal baik bagi ibu dan anaknya.

Aliya juga berharap produk dan program dari PKM-M ini dapat diadopsi dan diimplementasikan ke masyarakat luas, sehingga bisa menjadi solusi untuk permasalahan rendahnya literasi negara ini. Dan sekaligus menjadi inovasi dalam memantau tumbuh kembang anak maupun pengasuhannya.

Karena rendahnya minat literasi bangsa ini menunjukkan kurangnya internalisasi terhadap literasi itu sendiri. Padahal membaca dan menulis adalah bekal untuk mendapat ilmu pengetahuan yang nantinya dapat diamalkan untuk memperbaiki bangsa ini. Menanamkan kegemaran menulis dan membaca idealnya dilakukan sedini mungkin, dimulai dari para pencetak generasi itu sendiri, yaitu para ibu yang menentukan kualitas dari anak-anaknya karena kondisi suatu bangsa dapat ditentukan dari para wanitanya.

Jika para wanita dalam kondisi baik saat melahirkan dan mengasuh, baik pula generasi penerusnya. Namun jika tidak, buruk pulalah generasi yang dilahirkannya. Maka tentu seorang Ibu memiliki peran besar dalam pembentukan generasi suatu bangsa, seperti halnya peran literasi dalam memajukan kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara.  (Aliya Nurarifa Saadah, Mahasiswi Semester 7 Jurusan Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.