Jakarta, Obsessionnews.com – Nama politisi Partai Golkar yang juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto santer disebut-sebut bakal menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar untuk menggantikan Setya Novanto. Novanto yang juga Ketua DPR ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Novanto resmi ditahan oleh KPK pada Minggu (19/11/2017).
Wacana diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar untuk memilih ketua umum semakin kuat berhembus pasca ditahannya Novanto. Airlangga dikabarkan berpeluang besar untuk menggantikan Novanto.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, jika Airlangga menjadi Ketum Golkar dia harus mundur dari kabinet. Pasalnya, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketum partai harus memilih di partai atau di kabinet.
“Jika @airlangga_hrt ganti SN sbg ketum @Golkar5, dia hrs mundur dari kabinet. Di era @jokowi, ketum parpol hrs milih, di partai atau kabinet,” kicau Syamsuddin di akun Twitternya, @sy_haris, Senin (20/11).
Sebelumnya Syamsuddin menilai perbuatan Novanto dalam kasus e-KTP selain merusak nama baik lembaga DPR juga mencoreng citra Partai Golkar yang dipimpinnya. Syamsuddin berpendapat kasus Novanto merupakan episode terburuk dalam sejarah Partai Golkar. Syamsuddin menyayangkan para elite Golkar lebih memilih melindungi Novanto daripada menyelamatkan partai.
“Episode terburuk dlm sejarah Partai @Golkar5. Ironisnya, segenap elite Golkar lebih memilih melindungi SN ketimbang menyelamatkan partai,” kritik Syamsuddin di akun Twitternya, @sy_haris, Kamis (16/11). (arh)
