Myanmar dituduh melakukan sebuah “perampasan lahan secara militer” terhadap daerah di wilayah negara bagian Rakhine yang dulu dihuni oleh etnik Rohingya, seperti disampaikan Amnesty International dalam laporan terbarunya.
Kelompok HAM itu menyebut berdasarkan gambar citra satelit dan para saksi, desa-desa tersebut telah dibuldoser untuk melancarkan proyek infrastruktur baru sejak Januari lalu.
Seperti dilansir BBC, Senin (12/3), seorang juru bicara Amnesty mengatakan bahwa langkah militer ini “dikhawatirkan” menghilangkan bukti kejahatan terhadap Rohingya.
Pemerintah Myanmar belum memberikan respon terhadap laporan tersebut.
Sebelumnya, Myanmar meminta “bukti yang jelas” untuk mendukung tuduhan dari PBB yang menyebutkan ada dugaan “aksi genosida” terhadap Rohingya.
–
Amnesty mengatakan ketika gambar dalam laporan terbaru ini mewakili “hanya sebagian, situasi yang meningkatkan kepedulian mengenai implikasinya terhadap masa depan ratusan ribu Rohingya… seperti puluhan ribu orang yang masih hidup di wilayah tersebut”.
Pada Agustus lalu, militer Myanmar meluncurkan sebuah operasi militer di negara bagian Rakhine setelah serangan mematikan di kantor polisi.
Militer mengatakan serangan itu untuk menindak pemberontak, tetapi laporan menyebutkan adanya pelanggaran HAM, pembunuhan dan pembakaran desa-desa.
Sekitar 700.000 orang Rohingya- sebagian besar minoritas Muslim – sejak saat itu melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, bergabung dengan para pengungsi dari gelombang kekerasan yang terjadi sebelumnya.
Bangladesh dan Myanmar menyepakati rencana repratriasi pada Januari lalu, yang akan dilihat sebagai kedatangan kembali warga Rohingya kembali ke Myanmar dalam waktu dua tahun.
Bagaimanapun masih ada kekhawatiran mengenai keselamatan mereka dalam rencana tersebut.
Laporan Amnesty yang berjudul Remaking Rakhine State, menyebutkan bahwa bersamaan dengan pembangunan infrastuktur yang baru untuk warga sipil untuk mengakomodasi penduduk yang akan kembali, wilayah ini “dimiliterisasi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan”.
“Pangkalan baru tengah dibuat untuk menampung pasukan yang sama yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Rohingya,” kata Tirana Hassan, Direktur Reaksi Krisis Amnesty International.
“Ini membuat kembalinya pengunsi Rohingya dengan sukarela, aman dan bermartabat jauh dari harapan.”
Amnesty juga mengatakan bahwa fasilitas baru bagi pasukan keamanan dan jalanan telah dibangun di sekitar lokasi yang sebelumnya merupakan desa-desa etnik Rohingya, yang diduga wilayah itu akan digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak pasukan keamanan.
Dengan membuldozer seluruh desa, otoritas juga “menghapus bukti kejahatan terhadap kemanusiaan, yang menyebabkan sulitnya upaya untuk meminta pertangungjawaban di masa mendatang,” jelas Hassan.
Dia mengatakan pembangunan ini “sangat dibutuhkan” di Rakhine, salah satu negara bagian yang termiskin di Myanmar, namun harus “bermanfaat bagi semua orang terlepas dari etnisitas mereka, tidak mempertegas sistem apartheid terhadap orang Rohingya”.
Wilayah Rakhine sebagian besar tertutup bagi penyelidi PBB, kelompok HAM dan media, yang menyulitkan untuk menverifikasi laporan seperti itu secara independen.
Pemerintah Myanmar menolak memberikan kewarganegaraan dan kesempatan yang sama terhadap Rohingya, yang disebutnya sebagai imigran yang ilegal dan tidak disukai oleh mayoritas Buddha. (bbc.com)
Baca Juga:
- Biarkan Pembantaian Muslim Rohingya, Penghargaan HAM Suu Kyi dicopot!
- PBB: Myanmar Lakukan Genosida Bantai Muslim Rohingya
- Foto Satelit Desa Muslim Rohingya Dibuldoser Rezim Myanmar
- Hilangkan Bukti Pembantaian Muslim, Myanmar Buldoser Kuburan Massal Rohingya
- Pembunuhan Muslim Rohingya Paling Menguncang Dunia!
- Rezim Biadab! Selidiki Permbunuhan Muslim Rohingya, Wartawan Ditahan
- Awas!! Genosida, Pembunuhan Muslim Rohingya Berlanjut
- PBB Temukan Kuburan Massal, Pembunuhan Genosida Muslim Rohingya
- Tak Ada Jaminan Keselamatan Muslim Rohingya di Myanmar
- Genosida terhadap Muslim Rohingya Masih Berlangsung
- PBB: Kondisi Muslim Rohingya Masih Memprihatinkan
- Kampret! Suu Kyi Malah Dukung Pembantaian Muslim Rohingya
- Ditemukan Kuburan Massal Muslim Rohingya di Myanmar
- Krisis Rohingya: Mereka yang Dipukuli dan Dibakar
- Siksa Muslim Rohingya, Tentara Myanmar Malah Dilindungi
- Muslim Rohingya Disiksa, Malaysia Ancam Tarik Investasinya di Myanmar
- Pemerintah Myanmar Sita Hasil Panen Petani Rohingya
- AS Cuma Kecam, Tidak Ada Inisiatif Akhiri Krisis Myanmar
- PBB Akui Pembantaian Sistematis Muslim Rohingya
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror