Jakarta, Obsessionnews.com – Sosok sastrawan Pramoedya Ananta Toer penting diketahui masyarakat, terutama generasi muda. Ia merupakan satu-satunya penulis Indonesia yang berkali-kali menjadi kandidat peraih Nobel Sastra.
“Penting untuk diketahui oleh masyarakat umum, terutama generasi muda, bahwa Indonesia pernah mempunyai seorang penulis yang tidak hanya unggul dalam karya, tetapi juga merupakan seorang pencatat yang rajin dan konsisten dalam mendokumentasikan berbagai peristiwa dari seluruh pelosok tanah air,” ucap Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian dalam “Behind the scene pementasan teater Bunga Penutup Abad dalam rangka pameran ‘The Solitude : Pram & The Art of Writing di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip Pameran ini digelar 17 April-2 Mei 2018 di Galeri Indonesia Kaya. Sedangkan pameran yang menampilkan banyak catatan dan arsip Pram ini juga dapat dilihat di Dia.Lo.Gue Kemang pada 17 April-20 Mei 2018.
Hal ini juga dapat memperlihatkan sisi lain seorang Pramoedya dalam kesehariannya dan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai sastra Indonesia serta menjadikan sastra sebagai bagian gaya hidup sehari-hari.
Pameran ini diprakarsai oleh Titimangsa Foundation bekerjasama dengan Dia.Lo.Gue dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, 6 Februari 1925 dan karya-karyanya mulai dikenal sejak tahun 1950-an seperti cerpen dan novel. Selama tujuh dekade masa hidupnya dipakai untuk menulis lebih dari 50 buku, dan cerita-ceritanya ini diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dunia termasuk di antaranya Bahasa Spanyol pedalaman dan Bahasa Urdu. (Popi)
