Rabu, 24 April 24

Gubernur NTB Zainul Majdi Raih Gelar ‘Best Regional Leader 2017’

Gubernur NTB Zainul Majdi Raih Gelar ‘Best Regional Leader 2017’
* Gubernur NTB M. Zainul Majdi.

Sosok ulama sekaligus umara ini mampu membuktikan kapasitasnya sebagai ulama dan gubernur sama baiknya. Di bawah nakhodanya, NTB mencetak tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Kecintaan masyarakat kepada Hafiz Alquran  ini pun mengantarkannya menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat selama dua periode.

Zainul Majdi akrab disapa Tuan Guru Bajang, sosok ulama kharismatik yang mewarisi darah dari sang kakek, tokoh agama yang paling dihormati di NTB, TGH M. Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor) yang juga pendiri Nahdlatul Wathan (NW), ormas Islam terbesar di NTB.

Kapasitas keulamaan sang kakek bukan hanya kaliber daerah saja, melalui kitab-kitab karyanya, Tuan Guru Pancor juga menjadi ulama yang dihormati oleh ulama Mekkah. Selain darah ulama, ia menuruni darah kepemimpinan dari ayahnya, Djalaluddin, seorang birokrat Pemerintah Daerah NTB.

Lulus dari Madrasah Aliyah, Zainul mulai menunjukkan kapasitas dan minatnya kepada ilmu agama semakin dalam. Ia memilih untuk memperdalam Islam di tanah Mesir di Universitas Al Azhar, Kairo. Hebatnya, sebelum memasuki perguruan tinggi, Zainul muda sudah menuntaskan hafalan 30 juz Alquran di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).

Kemudian pada tahun 1992, Zainul muda berangkat ke Mesir untuk memperdalam ilmunya di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar. Lulus setingkat S1 pada 1996, pria kelahiran Selong, 31 Mei 1972 ini memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang master. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (MA) dengan predikat Jayyid Jiddan.

Tidak tanggung-tanggung dalam menimba ilmu, Zainul terus meningkatkan keilmuannya dengan melanjutkan program S3 doktor di bidang yang sama. Pada 8 Januari 2011, Zainul lulus dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude.

Tak pernah terbayang bagi seorang ulama seperti Zainul untuk terjun ke pentas politik. Semuanya berawal karena hubungan akrab dengan tokoh reformis Yusril Ihza Mahendra yang mengajaknya maju sebagai anggota DPR-RI dari Partai Bulan Bintang.

Pilihannya masuk ke dalam politik bukan tanpa alasan. Menurut dia, dalam pengalamannya selama berdakwah, banyak sisi dakwah yang tidak bisa disentuh dengan kultural saja, tapi harus secara sistem melalui struktur politik.

Zainul pun terpilih sebagai anggota legislatif periode 2004-2009. Belum genap dalam masa jabatannya, tantangan untuk memimpin lebih tinggi menghampirinya. Banyak calon yang ingin meminangnnya sebagai calon wakil gubernur, namun Yusril justru meyakinkannya untuk maju sebagai calon gubernur NTB. Diusung PBB dan PKS, ia sukses terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013.

Namanya mungkin tak setenar Gubernur lainnya yang wajahnya sering menghiasi berbagai media dan saluran televisi nasional. Namun kepemimpinan dan kinerjanya dalam memajukan daerahnya terbilang luar biasa.

Bukan hanya dalam pembangunan ekonomi untuk NTB, prestasi yang diukirnya selama menjadi provinsi berjuluk Bumi Gora itu antara lain meraih penghargaan sebagai Gubernur Termuda di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia Indonesia saat dilantik pada 28 Oktober 2009.

Zainul juga pernah menerima Lencana Ksatria Bhakti Husada Arutala yang merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam pembangunan Bidang Kesehatan di daerahnya yang ditunjukkan dengan program revitalisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puksesmas) dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di luar Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada peringatan Hari Kesehatan Nasional di Jakarta tahun 2009.

Di tahun 2010, Provinsi NTB banjir Prestasi pembangunan. Oleh sebab itu, lagi-lagi Zainul, menerima penghargaan The Best Province Tourism Develovment dengan dikukuhkannya NTB sebagai Provinsi Pengembang Pariwisata Terbaik versi salah satu TV nasional.

Berkat kemajuan industri di NTB, Zainul meraih penghargaan kategori The Best Dedicated Governor in Developing of MICE Industry.

Penghargaan yang tak kalah bergengsinya kembali diterima Zainul, yakni berupa penghargaan di Bidang Pangan dari Presiden RI atas prestasi meningkatkan produksi padi (P2BN) lebih dari 5 pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berbagai prestasi tersebut membuktikan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Provinsi NTB telah memberikan dampak yang nyata di tengah-tengah masyarakat.

Pada tahun sebelumnya, NTB berhasil mencatat peningkatan produksi padi tertinggi di Indonesia yang mencapai 14,7 pada periode (2007-2008). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden SBY di Istana Negara.

Tak hanya itu, bersama gubernur Bali, Zainul mendapat penghargaan Bintang Maha Putra Utama dari Presiden SBY karena telah berjasa banyak pada negara.

Zainul yang begitu concern dengan pendidikan, juga bercita-cita untuk memajukan pendidikan di NTB dan juga menggratiskan pendidikan di sana.

Maka tak ayal, kiprahnya tersebut, membuatnya dicintai masyarakatnya. Suami dari Hj. Erica Lucyfara Panjaitan ini pun terpilih kembali sebagai gubernur NTB pada periode 2013-2018.

Pada 29 september 2016 lalu, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengundang Zainul untuk menghadiri sidang Konferensi United Nations Development Programs (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB di Amerika.

Alasan peraih TOP Eksekutif Muslim 2016  dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) ini diundang PBB, tak tak lepas dari prestasi apik yang ditorehkan Pemerintah Provinsi NTB terkait program Milenium Development Goals (MDGs). NTB dianggap sebagai salah satu contoh sukses di dunia.
Kiprah Sebagai Ulama

Sebagai pemimpin yang berlatarbelakang ulama, visi keislaman tidak pernah tertinggal dalam setiap kebijakannya. Dimulai dari diubahnya slogan NTB dari “Bumi Gora” menjadi “Bumi Qur’an”.

Gubernur hafidz ini juga aktif dalam menggiatkan untuk membumikan Qur’an pada anak-anak melalui pendidikan. Dua anak penghapal Qur’an dari Gaza Palestina sempat berkunjung ke kediaman Tuan Guru untuk saling berbagi.

Ayah tiga anak ini aktif dalam dunia keislaman dengan menghadiri Konferensi Dunia Islam Internasional di Arab Saudi yang diselenggarakan oleh World Moslem League. Beliau juga menghadiri Konferensi Ulama Internasional yang diadakan di Situbondo Jawa Timur.

Zainul terpilih menjadi salah seorang tokoh yang meraih gelar “Best Regional Leader” di acara Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017). (Giattri FP)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.