Kamis, 25 April 24

Dirut Waskita M. Choliq Peroleh Penghargaan ‘Best CEO BUMN 2017’

Dirut Waskita M. Choliq Peroleh Penghargaan ‘Best CEO BUMN 2017’
* Direktur Utama Waskita M. Choliq.

Dialah sosok di balik kesuksesan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Betapa tidak, berkat tangan dinginnya, ia berhasil memoles perusahaan plat merah tersebut menjadi kontraktor terbesar di Indonesia.

Saat pertama kali menjabat Direktur Utama Waskita, M. Choliq langsung dihadang rangkaian tantangan; bahkan perusahaan mencatatkan saldo Modal negatif sebagai dampak pengelolaan yang kurang baik (mismanagement). Sehingga mendapatkan perhatian lebih dari pemegang saham yakni Pemerintah dengan menyuntikan tambahan modal sebanyak Rp 475 miliar melalui PT PPA (Persero).

Pada Desember 2012, Waskita berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (Initial Public Offering) senilai Rp 1,2 triliun. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Juni 2015, perusahaan menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan total nilai Rp 5,3 triliun yang terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 3,5 triliun dan setoran modal masyarakat Rp 1,8 triliun. Di bawah komando Choliq, Perusahaan yang sempat terpuruk di tahun 2009 lalu dalam waktu relatif singkat menjadi yang terbesar di bidang konstruksi.

Di samping sebagai kontraktor, Waskita melakukan transformasi bisnis menjadi investor dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak di berbagai lini bisnis seperti beton precast, jalan tol, realty dan energi.

Anak perusahaan yang bergerak di bidang beton precast adalah PT Waskita Beton Precast Tbk dan telah melakukan IPO pada tanggal 20 September 2016 dengan kode WSBP. WSBP telah memiliki sepuluh pabrik beton precast yang tersebar di Karawang, Sadang, Cibitung, Sidoarjo, Subang, Kalijati, Gasing, Bojanegara, Klaten, dan Palembang.

Dalam usaha pengembangan jalan tol, melalui PT Waskita Toll Road, perseroan saat ini mengelola 17 ruas jalan tol dengan total investasi Rp 113 triliun. Dua ruas di antaranya sudah beroperasi, yakni Jalan Tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 kilometer serta ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang seksi 1 dan 2 sepanjang 20,20 kilometer.

“Sepanjang 962 km telah dikelola. Kini, Waskita tengah mengincar investasi di jalan tol sepanjang 840 kilometer di sepanjang 2017. Ke depan, kami masih berharap bisa memperoleh tol lagi sekitar 840 km dengan hak konsesinya tahun ini,” ujarnya.

Choliq menambahkan sepanjang 840 km akan didapatkan dari berbagai cara. Misalnya melalui tender yang telah diikuti emiten berkode WSKT sepanjang 194 km. “Ada juga dari amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang telah dimiliki sepanjang 86 km”, papar Choliq. Waskita juga sedang mengakuisisi beberapa tol dan target pada akhir 2019 akan memiliki tol sekitar 1.839 km.

“Total yang sudah selesai sampai hari ini baru 55 km. Hingga akhir tahun ini diharapkan beroperasi 300 km. Tahun depan 800-900 km. Juni 2019 bisa mencapai 1.100 km,” tandas Choliq.

Di bidang realty, Waskita berekspansi melalui anak usaha PT Waskita Karya Realty dan sampai saat ini Waskita telah menginvestasikan dananya di 10 proyek yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Di bidang energi, Waskita telah menyelesaikan pembangunan mini hydro power plant 2×5 Megawatt di Sangir, Sumatera Barat, melalui anak perusahaan PT Waskita Karya Energi.

Di samping proyek-proyek investasi, Waskita sedang mengerjakan beberapa proyek besar antara lain proyek light rapid transit (LRT) atau kereta ringan Palembang, proyek Waduk Gondang Karanganyar, proyek Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, proyek Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, proyek Transmisi 500 KV di Sumatera, serta proyek Jalan Tol Layang (elevated) Jakarta Cikampek.

Kinerja Cemerlang 2016

Sukses kinerja ditorehkan Waskita pada tahun 2016, perseroan membukukan laba bersih sebesar 73,1% dari posisi Rp1,05 triliun di 2015 menjadi Rp1,81 triliun, seperti dikutip dalam laporan keuangan Waskita Karya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), 24 Februari 2017. Laba yang melesat tajam ini merupakan dorongan kuat dari peningkatan pendapatan perusahaan. Tercatat, pada tahun lalu pendapatan emiten dengan kode ticker WSKT naik 68,1% menjadi Rp23,79 triliun, padahal pendapatan periode 2015 hanya terkumpul sebesar Rp14,15 triliun.

Kenaikan pendapatan WSKT dikontribusikan dari bisnis konstruksi yang naik menjadi Rp22,37 triliun dari posisi sebesar Rp12,04 triliun pada tahun 2015. Bisnis jalan tol perusahaan juga mengalami peningkatan, dari Rp 31,79 miliar di 2015 menjadi Rp 218,05 miliar. Sedangkan bisnis hotel juga mengalami pertumbuhan, dari Rp10,34 miliar menjadi Rp11,29 miliar pada akhir tahun 2016.

Selama 2016, perseroan juga meraih pendapatan dari bisnis properti dan energi, masing-masing sebesar Rp 34,12 miliar dan Rp1,82 miliar. Pada 2015, perusahaan BUMN ini sama sekali belum mendapatkan revenue dari sektor properti dan energi. Sedangkan aset di 2016, porsinya mengalami peningkatan 102,64%, dari Rp 30,31 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 61,42 triliun.

Lebih lanjut Choliq menuturkan, pada 2017 pihaknya menganggarkan dana Rp 32 triliun untuk belanja modal (capital expenditure). Ia menegaskan, capex tersebut akan diperoleh dari ekuitas perseroan, pinjaman bank, dan penawaran umum obligasi berkelanjutan. Adapun capex tersebut rencananya dipergunakan untuk pembiayaan proyek Waskita, karena tahun ini perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 triliun. Hingga akhir Februari 2017, kontrak baru mencapai sekitar 10% atau Rp 8,6 triliun.

Total ekuitas yang dimiliki perseroan pada akhir Februari 2017 telah mencapai Rp 20 triliun. Hingga akhir 2017, perseroan menargetkan dapat meningkatkan modal perusahaan dari sisi ekuitas sebesar Rp 30 triliun.

Tahun lalu, perseroan meraih kontrak baru Rp 69,97 triliun atau naik sekitar 118% dari 2015 sebesar Rp 32,08 triliun. Adapun kontrak dalam pengerjaan mencapai Rp 104,02 triliun atau naik lebih dari 100% dibandingkan 2015 sebesar Rp 51,83 triliun. Sedangkan pendapatan usaha sepanjang 2016 mencapai Rp 23,78 triliun atau naik 68,07% dari 2015, yakni Rp 14,15 triliun.


Di tahun ayam api ini, Choliq menargetkan perolehan laba bersih meningkat sebesar 40% – 50%. “Sampai Februari baru Rp 350 miliar,” jelas Choliq. Selain itu, perseroan menargetkan penjualan mencapai Rp 39 triliun. Hingga Februari, penjualan baru mencapai Rp 5,3 triliun.

Berkat kinerjanya yang bagus tersebut, Choliq bersama empat tokoh lainnya memperoleh penghargaan “Best CEO BUMN” dalam acara Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017).  (Giattri F.P)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.