Sabtu, 20 April 24

“UU yang Lahir Setelah Reformasi, Banyak Penyimpangan”

“UU yang Lahir Setelah Reformasi, Banyak Penyimpangan”

Jakarta, Obsessionnews.com – Pentingnya memahami Pancasila dan UUD 1945 sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Persoalan bangsa dan negara akan terselesaikan jika masyarakat memahami makna sejati dari pondasi tersebut.

Hal tersebut mendorong Forum Komunikasi Putra/Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) menggelar orasi kebangsaan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum FKPPI, Ponco Sutowo mengatakan bahwa forum yang diinisiasi oleh putra putri purnawirawan Polri dan TNI ini tetap berpedoman pada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika.

Ponco mengingatkan, gerakan reformasi setelah tahun 1998 sepertinya tidak siap memikul tugas pemerintahan. Terlihat setelah empat kali mengadakan amandemen UUD 45 pada tahun 1999-2002. Meski tak mengubah pembukaan UUD 45, namun telah banyak mengubah pasal-pasal, serta menghapusnya. Ini berarti, empat kali amandemen ternyata telah menghilangkan roh jati dirinya.

Rangkaian UU yang lahir setelah tahun 1999 itu mengandung banyak penyimpangan terhadap original intent para pendiri negara, sehingga cukup banyak yang dicabut oleh Mahkamah Konstitusi (MK) atas uji materi yang diajukan oleh berbagai pihak.

Sementara Dewan Pakar PP FKKPI, Dr Yudi Latif memaparkan misi besar reformasi untuk menghadirkan pemerintah yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang masih jauh dari harapan.

Menurut dia, lajunya korupsi di negeri ini turut mencerminkan seperti kemiskinan keteladanan, kehilangan keadilan dan perlindungan hukum, kesenjangan sosial. Perlunya mengatasi krisis tersebut dengan menghadirkan pemimpin yang berkarakter Pancasila.

Ibarat pohon, sejarah perkembangan bangsa yang sehat tidak bisa tercerabut dari tanah dan akar sejarahnya, ekosistem sosial budaya, sistem pemaknaan dan pandangan dunianya sendiri. Pancasila dirumuskan oleh pendiri bangsa sebagai dasar dan tuntutan bernegara dalam rangka menopang keberlangsungan dan kejayaan bangsa.

Selain dihadiri ratusan masyarakat, acara orasi kebangsaan ini turut dihadiri oleh wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, konglomerat yang juga tergabung dalam FKKPI, Adiguna Sutowo . (Popi)

 

 

 

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.