* Tommy Soeharto. (Foto: Edwin B/Obsession Media Group)
Jakarta, Obsessionnews.com – Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) turut menghadiri Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Dalam sambutannya, Tommy menceritakan pertemuannya dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab saat di Makkah beberapa waktu lalu. Tommy mengaku sempat mendapat wejangan dari Habib Rizieq soal menjaga kebersamaan dengan ulama.
“Saya teringat pertemuan dengan imam besar Habib Rizieq Syihab. Beliau menasihati agar terus bersama ulama dan rakyat,” ujarnya.
Selain itu, menurut Tommy, Habib Rizieq juga berpesan agar peran ulama tidak boleh dipisahkan dari bangsa dan negara. Sebab, para ulama juga memegang peranan dalam mendirikan bangsa Indonesia.
“Ulama enggak boleh dipisahkan dari bangsa dan negara, setuju? Nomor tujuh (nomor urut Partai Berkarya) solusinya. Mereka orang-orang arif, para pendiri bangsa sangat memahami,” ungkapnya.
Ia juga mengaku Rizieq selalu mendoakan dan meyakinkan dirinya untuk terus maju. Dengan ikhtiar, menurut Tommy, Allah SWT akan memberikan jalan keluar, “dengan intonasi yang tegas beliau juga menekankan bahwa umat membutuhkan pemimpin yang bertakwa dan luhur,” tandasnya.
Tidak hanya itu, dia juga berbicara tentang masa lalunya, yaitu bagian dari rezim Orde Baru. Tommy menegaskan Partai Berkarya tak terikat dengan masa lalu, “Partai Berkarya bukan partai terjebak masa lalu. Saya tegaskan, Berkarya melihat masa lalu sebagai strategi di masa datang. Melihat almarhum Soeharto inovatif, bukan tokoh,” tukasnya. (Bal)
