Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Atlet Bulutangkis, Liliyana Natsir

Atlet Bulutangkis, Liliyana Natsir
* Atlet Bulutangkis, Liliyana Natsir

Kerja keras dan ketekunan atlet bulutangkis asal Manado ini mampu mencetak prestasi memukau di lapangan. Termasuk membuktikan bulutangkis Indonesia tetap di barisan pasangan ganda elit dunia.

Untuk meraih mimpi besarnya, Liliyana Natsir menempuh berbagai perjuangan yang tidak mudah. Salah satu hal yang dikorbankan adalah pendidikan. Dia telah mengenal bulutangkis sejak di tingkat sekolah dasar, kemudian bergabung sebagai anggota klub bulutangkis Pisok di Manado.

Kecintaannya dalam menimba ilmu di lapangan didukung pula oleh kemampuan ayah tercinta, Beno Natsir sang pebulutangkis asal Manado. Tepat ketika berusia 12 tahun, dia membulatkan tekad pindah ke Jakarta bergabung dengan PB Tangkas. Setelah tiga tahun berlatih, dia dipindahkan ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Cipayung, Jakarta Timur.

Tantangan demi tantangan dijalani seorang diri, jauh dari orang tua, dan juga kerinduan akan kampung halaman. Berkat dukungan keluarga, si bungsu wanita kelahiran 9 September 1985 ini membuktikan ketekunan dan tekad kuat berbuah manis.

Pada 2004, dia dipadankan dengan Nova Widianto sebagai pasangan ganda dan berhasil mengantongi beberapa penghargaan Internasional. Di antaranya Singapore Open (2004), SEA Games (2005, 2007), Juara Dunia di Amerika Serikat (2005), Juara Taiwan Open (2006), Indonesia Open (2005) dan Runner-Up All England Open Super Series (2008).

Ketika diduetkan dengan Tontowi Ahmad, tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinergi mengharumkan nama bangsa. Perlahan namun pasti, konsistensi kemampuan mereka seperti oase dari ‘kekeringan’ prestasi wahid di kancah internasional selama sewindu silam.

Sosok perempuan dengan dua bersaudara tersebut kian memacu para atlet wanita untuk tak pernah patah arang. Di antara deretan prestasi yang memukau, kemenangan Yonex All England Badminton Championship 2013 merupakan kejuaraan yang membanggakan bagi Liliyana dan Owi. Dikarenakan sektor ganda campuran Indonesia terakhir kali menjadi juara di event yang sama 33 tahun lalu.

Mereka kembali menjuarai turnamen bulu tangkis BCA Indonesia Open Superseries Premier di Jakarta Convention Center (JCC) Juni 2017. Ini merupakan kemenangan terbaik bagi pasangan Liliyana dan Owi, setelah 12 tahun mampu mengembalikan sukses di rumah sendiri. Syifa Evizareta, Foto: Istimewa)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Women’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.