Rabu, 24 April 24

Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri

Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri
* Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam peta politik nasional. Partai politik (parpol) yang dipimpinnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), ikut mewarnai perjalanan bangsa ini, dan menjadi The Ruling Party.

Lewat sentuhan tangan dinginnya, putri proklamator dan Presiden pertama RI Ir Soekarno atau Bung Karno ini membuktikan PDI-P merupakan parpol yang hebat. PDI-P berhasil mengantarkan Mega, panggilan akrabnya, menjadi Presiden RI (2001-2004). Selain itu PDI-P juga secara gemilang mengantarkan seorang kadernya yang lain, Joko Widodo (Jokowi), menjadi Presiden RI periode 2014-2019.

Bung Karno menjadi Presiden RI pada tahun 1945. Pemerintahannya disebut Orde Lama (Orla). Bung Karno terjungkal dari kursi kekuasaannya pasca Gerakan 30 September 1965/PKI atau G-30-S/PKI. Pasca G30S/PKI terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran di tanah air yang menuntut Bung Karno mundur.

Pada tahun 1966 militer yang dikomandoi Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto membubarkan PKI. Dan sekaligus Soeharto melucuti kekuasaan Bung Karno. Soeharto kemudian ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada 22 Februari 1967.

Pemerintahan yang dikendalikan oleh Soeharto disebut Orde Baru (Orba). Di masa Orba inilah dilakukan desoekarnoisasi. Keluarga Soekarno dilarang berpolitik. Setelah 16 tahun dilarang berpolitik, pada 1987 rezim Orba mengizinkan dua anak Bung Karno berpolitik, yakni Megawati dan Guruh Soekarnoputra. Megawati dan Guruh bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari lima parpol nasionalis, yakni Partai Katolik, Parkindo, Partai Murba, PNI, dan IPKI.

21 Mei 1998 Soeharto jatuh akibat gerakan reformasi yang dimotori mahasiswa. Wakil Presiden BJ Habibie yang naik kelas menjadi Presiden mengizinkan berdirinya parpol-parpol baru. Peluang emas ini dimanfaaatkan Megawati dengan mendirikan PDI-P yang disebut sebagai kelanjutan PDI, dan ia sebagai Ketua Umumnya.

Pemilu 1999, yang merupakan pemilu pertama di era reformasi, diikuti 48 parpol. PDI-P keluar sebagai juara dengan meraih 153 kursi dari total 462 kursi DPR yang diperebutkan.

Pada Pemilu 2004 PDI-P mendukuki peringkat kedua dengan menyabet 109 kursi dari total 550 kursi DPR yang diperebutkan. Pemilu 2009 memperebutkan 560 kursi DPR. PDI-P berada di posisi ketiga dengan menggondol 95 kursi. Pada Pemilu 2014 PDI-P menduduki tangga teratas dengan memperoleh 39 kursi dari total 560 kursi DPR.

Tahun 1999 Mega terpilih sebagai Wakil Presiden dalam pemilihan yang dilakukan oleh para anggota MPR. Sebelumnya ia kalah melawan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam memperebutkan kursi Presiden.

Pada Pilpres 2004 yang merupakan pemilihan presiden secara langsung dipilih oleh rakyat Mega kalah melawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mega kembali menelan kekalahan dari SBY pada Pilpres 2009.

Pada Pilpres 2014 PDI-P mengusung Jokowi sebagai capres yang berpasangan dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK). Duet Jokowi-JK mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Mega sosok yang kharismatik dan dicintai kader-kadernya. Kecintaan mereka diwujudkan dengan mempercayai Mega sebagai Ketua Umum PDI-P sejak 1999 hingga kini. (ARH)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2017

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.