Sabtu, 20 April 24

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. – Maryono

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. – Maryono
* Maryono.

Ia merupakan salah satu bankir terbaik yang dimiliki Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus mencetak kinerja cemerlang dan menjadi pemeran utama pembangunan rumah di negeri ini. Tak salah jika kiprahnya itu berpengaruh besar pada kebijakan pembiayaan perumahan rakyat.


Sejak pemerintah mempercayakannya menjadi Direktur Utama BTN, Maryono sudah membawa bank ini berlari kencang. Misalnya dengan memperbaiki rasio kredit macet, NPL. Terbukti, di tengah kondisi ekonomi yang memburuk, Bank BTN berhasil menurunkan NPL dari 3% pada tahun 2014 menjadi 2,48% pada akhir tahun 2016. Hal ini merupakan prestasi luar biasa karena selama ini belum pernah terjadi NPL Bank BTN di bawah 3. Karena harus diakui sangat sulit mengelola NPL bank yang fokus di perumahan, apalagi perumahan rakyat.

Langkah lainnya, tahun ini, Maryono menargetkan Bank BTN menjadi bank dengan aset terbesar ke-5 di tanah air. Setelah berhasil melejit ke posisi 6 dalam jajaran 10 bank papan atas di Indonesia pada 2016, Maryono dan tim terus bekerja untuk bisa masuk ke posisi “Top Five” dengan melanjutkan proses transformasi digital yang telah digelar sejak 2015, memoles kinerja bisnis, infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) perseroan, hingga menggelar aksi anorganik serta menjaga komitmen sebagai integrator Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Dengan laju kinerja saat ini yang berada di atas rata-rata industri perbankan nasional, Maryono optimis, pihaknya mampu mencatatkan nilai aset sekitar Rp253 triliun pada akhir tahun nanti.
Maryono menambahkan perseroan akan menjaga laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan di level sekitar 18% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemudian, dari segi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), ditargetkan tumbuh pada kisaran 22%-24% yoy pada tahun ini.

Sebagai integrator Program Sejuta Rumah, sambung Maryono, Bank BTN melakukan berbagai langkah untuk mengurangi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat.
Tidak hanya berupa penyaluran KPR, tapi juga memperkuat sumber pembiayaan, mendorong keterjangkauan, mendorong sisi ketersediaan rumah, serta bersinergi dengan stakeholder perumahan untuk mempercepat penyediaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Bank BTN memberikan dukungan pembiayaan perumahan untuk 666.000 unit rumah. “Hingga Juni 2017, Bank BTN telah memberikan dukungan pembiayaan perumahan untuk 370.173 unit rumah atau senilai Rp39,01 triliun,” jelasnya.

Agar bisnisnya terus berkembang, Maryono menargetkan Bank BTN naik kelas menjadi bank BUKU 4 (bank dengan modal inti paling sedikit Rp 30 triliun) paling lambat pada 2020 mendatang.

Target tersebut dapat diraih perseroan dengan asumsi kenaikan modal inti sebesar 20% per tahun. “Pada 2020 nanti, kami menargetkan, Bank BTN menjadi pemimpin perumahan di Indonesia dengan pelayanan kelas dunia,” ungkapnya.

Maryono memprediksi, Bank BTN akan memiliki pangsa pasar sekitar 40% dan menyalurkan KPR sekitar 600.000 unit rumah per tahun. Dengan kinerja tersebut, bank berkode emiten BBTN itu akan menjadi entitas dengan aset sekitar Rp 800 triliun.

“Selama periode 2015–2022, kami juga menargetkan Bank BTN mampu berkontribusi dalam penyediaan rumah sekitar 3,5 juta unit atau sebesar 87,5% dari 4 juta unit yang merupakan total target Program Sejuta Rumah selama 5 tahun,” jelas Maryono.

Ia berobsesi, melalui perusahaan yang dinakhodainya, masyarakat Indonesia baik mikro atau MBR bisa menikmati hunian yang layak. “Mengingat masih sekitar 11 juta rumah yang backlog. Ini menjadi tanggung jawab bersama!” pungkasnya. (Gia)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.