Jumat, 19 April 24

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. – Kartika Wirjoatmodjo

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. – Kartika Wirjoatmodjo
* Kartika Wirjoatmodjo.

Pengangkatan Kartika sebagai CEO salah satu bank terbesar di Indonesia milik pemerintah itu didasarkan pada kecemerlangan kariernya di perbankan dan lembaga keuangan. Bank Mandiri di bawah kepemimpinannya menjadi semakin besar yang mencatatkan pertumbuhan kinerja positif, serta terus berkomitmen mendorong perekonomian nasional.

Persaingan bisnis perbankan di Indonesia semakin lama kian kompetitif. Dalam kompetisi yang sengit ini dibutuhkan figur Chief Executive Officer (CEO) yang tangguh, berpengaruh, visioner, dan inovatif. CEO atau direktur utama yang mumpuni memang menjadi faktor terpenting yang menentukan eksistensi sebuah lembaga perbankan.

Terkait hal itu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri menetapkan Kartika Wirjoatmodjo sebagai Direktur Utama, Senin 21 Maret 2016. Kartika menggantikan Budi G. Sadikin yang habis masa jabatannya. Sebelumnya Kartika menduduki kursi Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri.

Saat ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Mandiri Kartika berusia 43 tahun. Ia merupakan Direktur Utama Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termuda saat ini. Pria yang akrab disapa Tiko ini alumni Universitas Indonesia (UI) jurusan Ekonomi dan Akuntansi pada 1996, serta lulusan Rotterdam School of Management pada 2001.

Kartika mengawali kariernya sebagai Konsultan Pajak dan Akuntan di RSM AAJ pada 1995-1996. Selanjutnya dia bekerja sebagai Analis Kredit di Bank Industri Jepang (1996-1998), Konsultan Senior di PwC Financial Advisory Services (1998-1999) dan Boston Consulting Group (2000-2003).

Pada 2003 lelaki kelahiran 1973 ini bergabung dengan Bank Mandiri sebagai Head of Strategy & Financial Analysis at Strategy and Performance Group, selanjutnya memimpin divisi sebagai Group Head.

Pada 2008, Tiko ditugaskan ke Mandiri Sekuritas sebagai Managing Director. Dia melepas jabatan di Mandiri Sekuritas pada 2011, untuk menduduki kursi CEO di Indonesia Infrastructure Finance, anak usaha PT SMI (Persero) pada 2011-2013.

Pada 2014 Kartika ditunjuk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dia kembali ke Bank Mandiri setelah rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) mengangkatnya sebagai Chief Financial Officer (CFO).

Dinakhodai bos muda tersebut tahun 2016 Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 13,8 triliun. Dari sisi kinerja kredit, Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan hingga 11,2 persen dari Rp 595 triliun tahun 2015 menjadi Rp 662 triliun. Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan hingga 12,7 persen dari Rp 676,4 triliun tahun 2015 menjadi Rp 763,5 triliun. Sementara aset Bank Mandiri berhasil menembus hingga Rp 1.038 triliun, sehingga menjadi bank dengan asset terbesar secara konsolidasi di Indonesia.

Dalam acara paparan kinerja Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa 25 April 2017 lalu, Kartika mengungkapkan, Bank Mandiri membukukan  laba bersih sepanjang kuartal 1 2017 sebesar Rp 4,07 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar Rp 262 miliar atau 6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,81 triliun.

Kenaikan tersebut didukung komitmen Bank Mandiri dalam mendorong perekonomian nasional melalui penguatan pembiayaan. Itu terlihat dari pertumbuhan kredit secara tahunan yang meningkat sebesar 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 574,7 triliun menjadi Rp 656,2 triliun, dengan rsio Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah  gross di level 3,98 persen. (ARH)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.